www.antvklik.com
– Hingga Sabtu (20/1) malam, puluhan pengungsi yang di antaranya berasal dari Afghanistan, Somalia, Sudan, dan Myanmar tetap memilih bertahan tinggal di trotoar jalan di depan Rumah Detensi Jakarta Barat.Dengan beratap langit dan beralas barang-barang seadanya mereka menghabiskan waktu sambil menunggu nasib baik mendatangi mereka. Permintaan mereka cuma satu, yakni agar diperbolehkan masuk dan tinggal di dalam Rumah Detensi Imigrasi.Namun, karena kapasitas Rumah Detensi Imigrasi sudah penuh, mereka pun harus menghabiskan waktu di tempat yang kurang layak, di trotoar jalan. Dinginnya angin malam menjadi teman tidur mereka.Salah seorang pengungsi asal Afghanistan, Ibrahimi mengatakan, ia sudah tiga tahun berada di Indonesia dengan status pengungsi pencari suaka bersama sejumlah saudara sebangsanya. Sejumlah negara menjadi tujuan mereka, di antaranya Kanada, Amerika serikat, dan Australia.“Saya terpaksa menjadi pengungsi di sini. Saya datang dari negara konflik. Jika saya tinggal di negara saya, saya akan mati. Saya tinggal di sini selama tiga tahun. Saya telah habiskan uang saya."Sejumlah pengungsi membawa anak bayi dan balita mereka. Warga sekitar pun mengulurkan bantuan untuk mereka. Selain makanan dan pakaian, mainan untuk anak-anak pun diberikan warga untuk para pengungsi tersebut.[caption id="attachment_72723" align="alignnone" width="300"] Warga memberi bantuan makanan, pakaian, dan mainan untuk anak-anak pengungsi pencari suaka
(sumber: antv)[/caption]Sementara itu, pihak Rumah Detensi Imigrasi menyatakan saat ini rumah penampungan itu kelebihan kapasitas. Rumah Detensi Imigrasi memiliki 51 kamar yang idealnya untuk 85 sampai 102 orang. Pantauan dari tim liputan antv, ada 454 imigran yang sudah ditampung di dalam rumah detensi. Mereka pun sulit menampung pengungsi yang ada di trotoar rumah detensi itu.Laporan Cendono, Kukun, dan Hartono dari Jakarta.
Baca Juga :