www.antvklik.com-- Karateka senior Advent Bangun saat ini tengah menjalani perawatan karena mengalami gagal ginjal. Saat ini, karateka yang juga bintang film laga ini menjalani cuci darah sejak April tahun lalu. Istri Advent Bangun, Lois Riani Amalia Sinulingga mengatakan suami tercinta sudah mengidap diabetes sejak 13 tahun lalu. Haruskah Advent Bangun menjalani transplantasi ginjal ?
Sementara Rifai, seorang profesional, berusia 40 tahun, sudah lebih dari lima tahun menjalani proses cuci darah. Bolak balik rumah sakit, akhirnya Rifai memutuskan mengikuti program transplantasi ginjal di RSCM akhir Januari nanti. Pilihan menjalani operasi transplantasi ginjal, menjadi keputusan pasangan suami Rifai mengingat anak-anak mereka masih kecil. Sang istri, merelakan satu ginjalnya untuk suami tercinta.
Dr Herman Yuliantama: Transplantasi Ginjal dianjurkan bagi pengidap gagal ginjal[/caption]
"Kalau cuci darah setiap minggu harus 2-3 kali datang ke tempat pelayanan hemodialisis atau cuci darah. Nah kalau seperti itu dia harus berbaring selama 4-5 jam sekali datang itu wasting time. Nah, akhir-akhir ini orang lebih banyak memilih dengan cara transfer ginjal atau transplantasi ginjal ," ujar dr. Herman Yuliantama di klinik Antv.
Dokter Herman menjelaskan, proses operasi transplantasi ginjal berlangsung sekitar 3 jam. Adapun biaya yang dihabiskan berkisar Rp 500 juta hingga Rp 700 juta.
"Alhamdulillah saya dibackup oleh BPJS,"kata Rifai tentang biaya yang harus ditanggungnya untuk operasi nanti.
Memang BPJS tak menanggung semua biaya transplantasi ginjal . Paling tidak n50 persen dari jumlah tersebut harus disiapkan oleh pasien dan keluarganya.
Bila berhasil, ginjal hasil transplantasi bisa bertahan selama 10-15 tahun di tubuh recipient tergantung gaya hidupnya. "Semakin sehat gaya hidupnya, semakin lama (ketahanan ginjalnya)," ucap dr. Herman.
Tidak sembarang orang bisa mendonorkan ginjalnya. Pendonor harus memiliki riwayat kesehatan yang baik, dan memiliki golongan darah yang sama dengan recipient. Selain itu, di Indonesia pendonor harus memiliki hubungan keluarga dengan recipient.
Dokter Herman bercerita, saat ia menjalani operasi transplantasi ginjal di Tiongkok, ia tidak mengenal pendonor ginjalnya. Hingga akhirnya setelah transplantasi ginjalnya berhasil, ia pun tertarik belajar mengenai ilmu tentang ginjal di negeri tirai bambu tersebut selama 4 tahun.
Kini dokter Herman bolak-balik ke Tiongkok, diminta bantuan untuk melakukan operasi transplantasi ginjal bagi pasien-pasien lain.
Transplantasi Ginjal
Bagi penderita gagal ginjal, cara yang ditempuh untuk menyembuhkan penyakitnya adalah transplantasi ginjal atau cangkok ginjal dan cuci darah. Namun dokter sekaligus recipient (penerima) ginjal dr. Herman Yuliantama, lebih menganjurkan pasiennya untuk melakukan transplantasi ginjal karena dapat mempercepat waktu penyembuhan. [caption id="attachment_72567" align="aligncenter" width="641"]Lantas bagaimana nasib pendonor ginjal?
Hidup dengan hanya 1 ginjal masih menjadi momok bagi sebagian orang. Namun dr. Herman memastikan, seseorang masih bisa hidup normal hanya dengan satu ginjal. "Tapi kita harus membatasi aktivitas jangan terlalu capek. Terus makan juga dijaga, jangan terlalu over," terang dr. Herman. Melihat dari rumit dan besarnya biaya untuk mengobati penyakit gagal ginjal, maka dr. Herman pun menyarankan agar kita hidup sehat. "Olahraga, makan sehat secara teratur, hindari rokok dan alkohol, dan kontrol tekanan darah," jelasnya. Alfia SudarsonoBaca Juga :