. Dia menerapkan metoda radiologi intervensi dengan memodifikasi DSA (Digital Subtraction Angiogram). Ini teknik melancarkan pembuluh darah otak yang sudah ada sejak tahun 90-an. Modifikasi ini bertujuan mengurangi paparan radiasi."Jumlah radiasi di ruang tindakan yang mengenai pasien dapat diredam hingga 1/40 dari jumlah radiasi biasa yang dilakukan di luar negeri. Tekniknya hanya memasukkan kateter ke dalam pembuluh darah melalui pangkal paha," dia memaparkannya kepada wartawan antv Siti Ayani dan Yogi Pramuditya yang berkesempatan meliput dia ketika sedang melakukan tindakan medis di RSPAD Gatot Subroto Jakarta Pusat.Dr. Terawan menjelaskannya dalam bahasa awam. Menurut dia,
stroke terjadi karena penyumbatan pembuluh darah di area otak. Itu mengakibatkan aliran darah jadi macet dan saraf tubuh tak bisa bekerja dengan baik. Buntutnya, orang jadi tidak bisa menggerakkan tangan, kaki, bibir, atau anggota tubuh lainnya. Nah, saat pembuluh darah tersebut lancar kembali, semua akan berubah dengan cepat. Jaringan sel berfungsi kembali.Untuk itulah cuci otak dibutuhkan. Kepada para pasiennya, dr. Terawan melakukan flushing
, menyemprot 'gorong-gorong' aliran darah yang tersumbat dengan air yang mengandung sodium chloride. Uniknya, semua tindakan medis dr. Terawan dilakukan secara terbuka. Siapapun dapat memantaunya melalui monitor. Termasuk bagaimana semprotan tersebut menjalar ke pembuluh darah otak pasian, dan bagaimana aliran darah kembali menjadi normal.Meski dr. Terawan mengatakan dia sudah menangani ratusan pasien dan berhasil, tetap saja ada yang kontra terhadap metoda cuci otak temuannya. Rekan-rekannya sesama dokter pun masih mempertanyakannya. Bahkan, ada yang menyalahkannya karena dia adalah seorang dokter radiologi, sementara tindakan medis yang dilakukannya seharusnya merupakan domain dokter ahli saraf. Puncaknya, Ikatan Dokter Indonesia akhirnya memecatnya sementara dari organisasi. Padahal ribuan orang telah merasakan manfaatnya, beberapa nama terkenal yang berhasil sembuh dari penyakitnya antara lain Try Sutrisno, Ny Gatot Nurmanyo, Hendropriyono hingga Aburizal Bakrie. #SaveDokterTerawanLaporan Siti Ayani dan Yogi Pramuditya dari Jakarta
Baca Juga :