Akibat Petasan. Konflik Adik Mentan dan Timses Prabowo.

Tangkapan layar rekaman CCTV di lokasi. (Foto: HO)
Tangkapan layar rekaman CCTV di lokasi. (Foto: HO) (Foto : Dok: Foto: HO/HeraldSulsel)

Antv – Kejadian yang menggegerkan Perumahan Bumi Husada Indah, Kecamatan Manggala,  Makassar, pada Rabu (4/8/2024) sore, membuat warga resah. 

Empat oknum TNI datang dengan penuh amarah, mencari Ketua Badan Pemenangan Pemilu DPD Partai Gerindra Sulawesi Selatan, Harmansyah. 

Suasana yang awalnya tenang berubah menjadi mencekam ketika oknum TNI tersebut mengacungkan senjata api di hadapan warga. Istri Harmansyah, Reni, dengan suara bergetar, menceritakan detik-detik menegangkan yang dialaminya. Dalam sebuah video berdurasi 3 menit yang diunggah pada Kamis (5/9/2024), Reni mengungkapkan bahwa kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 17.00. Beberapa anggota TNI tiba-tiba muncul di depan rumah mereka sambil marah-marah, mencari Harmansyah. 

“Saya sangat ketakutan. Oknum TNI itu mengancam akan memukul kepala suami saya hingga berdarah. Bahkan, mereka mengancam akan menembak suami saya jika tidak menemukannya,” kata Reni dengan nada cemas.

Tak hanya itu, ia menambahkan bahwa ancaman tidak hanya ditujukan kepada suaminya, tetapi juga terhadap dirinya dan anak-anak mereka. 

Setelah ancaman tersebut, lanjut Reni, oknum TNI mendobrak pagar dan berhasil masuk ke dalam rumah. Mereka tidak berhenti di situ. Para oknum tersebut juga menggedor pintu ruang tamu dengan kasar. 

“Di dalam rumah, anak-anak saya yang masih kecil, usia tujuh dan sembilan tahun, ketakutan luar biasa,” ujar Reni. 

Dengan gerakan yang semakin memaksa, oknum TNI bahkan mematikan dan menyalakan saklar lampu berkali-kali. Situasi ini membuat anak-anak semakin ketakutan. Saat salah satu anak Reni mengintip dari jendela, oknum tersebut bertanya dengan nada kasar mengenai keberadaan ayah mereka. Meskipun sang anak menjawab bahwa ayahnya sedang bekerja, situasi tetap tidak mereda. 

Kondisi semakin tegang ketika oknum TNI terus berteriak dan menggedor pintu, sambil mengeluarkan kata-kata kasar. Dalam kondisi ini, Reni merasa sangat terancam dan ketakutan atas keselamatan keluarganya.

Setelah kejadian, Reni segera melaporkan insiden tersebut ke Detasemen Polisi Militer XIV/4 Makassar. Ia juga memohon perlindungan kepada Presiden, Panglima TNI, dan pihak terkait, mengingat ancaman terhadap keluarganya yang begitu nyata. 

“Kami merasa terancam dan sangat trauma. Saya khawatir dengan keselamatan keluarga kami,” ungkapnya. 

Namun, narasi berbeda muncul dari pihak keluarga oknum TNI. Andi Rasdi, yang mewakili keluarga Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman. Ia menyatakan bahwa insiden tersebut bermula dari pengepungan terhadap anak Menteri, Andi Amar, oleh Harmansyah dan sekitar 100 anggota geng motor. 

Menurutnya, justru Harmansyah lah yang memulai konflik dengan melempari petasan ke arah Andi Amar. 

“Keluarga kami datang untuk menanyakan dengan baik-baik terkait insiden pengepungan dan pelemparan mercon terhadap Andi Amar. Tidak ada ancaman penculikan seperti yang diberitakan,” jelas Andi Rasdi.

Sementara itu, Kepala Penerangan Kodam XIV/Hasanuddin, Kolonel Inf Mangapul Hutajulu, mengonfirmasi bahwa kasus ini sedang dalam proses penyelidikan oleh Detasemen Polisi Militer (Denpom) XIV/4 Makassar. 

“Oknum anggota TNI yang terlibat sudah dipanggil dan sedang menjalani pemeriksaan,” ungkapnya. 

Ia meminta semua pihak bersabar menunggu hasil penyelidikan lebih lanjut. 

Sejauh ini, motif kedatangan para oknum TNI ke rumah Harmansyah masih menjadi tanda tanya. Kedua belah pihak memberikan versi yang berbeda, sementara publik menunggu kejelasan dari hasil penyelidikan. (*)