Dengan gerakan yang semakin memaksa, oknum TNI bahkan mematikan dan menyalakan saklar lampu berkali-kali. Situasi ini membuat anak-anak semakin ketakutan. Saat salah satu anak Reni mengintip dari jendela, oknum tersebut bertanya dengan nada kasar mengenai keberadaan ayah mereka. Meskipun sang anak menjawab bahwa ayahnya sedang bekerja, situasi tetap tidak mereda.
Kondisi semakin tegang ketika oknum TNI terus berteriak dan menggedor pintu, sambil mengeluarkan kata-kata kasar. Dalam kondisi ini, Reni merasa sangat terancam dan ketakutan atas keselamatan keluarganya.
Setelah kejadian, Reni segera melaporkan insiden tersebut ke Detasemen Polisi Militer XIV/4 Makassar. Ia juga memohon perlindungan kepada Presiden, Panglima TNI, dan pihak terkait, mengingat ancaman terhadap keluarganya yang begitu nyata.
“Kami merasa terancam dan sangat trauma. Saya khawatir dengan keselamatan keluarga kami,” ungkapnya.
Namun, narasi berbeda muncul dari pihak keluarga oknum TNI. Andi Rasdi, yang mewakili keluarga Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman. Ia menyatakan bahwa insiden tersebut bermula dari pengepungan terhadap anak Menteri, Andi Amar, oleh Harmansyah dan sekitar 100 anggota geng motor.
Menurutnya, justru Harmansyah lah yang memulai konflik dengan melempari petasan ke arah Andi Amar.
“Keluarga kami datang untuk menanyakan dengan baik-baik terkait insiden pengepungan dan pelemparan mercon terhadap Andi Amar. Tidak ada ancaman penculikan seperti yang diberitakan,” jelas Andi Rasdi.