Komitmen Indonesia Nol Emisi Karbon 2060 Melalui Sulbar “Sepekan Menanam Manggrove”

Pemprov Sulawesi Barat memprogramkan “Sepekan Menanam Mangrove”
Pemprov Sulawesi Barat memprogramkan “Sepekan Menanam Mangrove” (Foto : Dr.Bahtiar Baharuddin, Dr.Bahtiar Baharuddin, Manggrov)

Oleh : Dr.Bahtiar Baharuddin 

Antv – Berbagai hasil rilis riset di dunia menemukan bahwa bumi yg kita tinggali sudah terancam  dan terbukti pemanasan global sedang melanda seluruh penghuni bumi yang bulat ini. Para ilmuwan dan PBB mencatat bahwa tingkat pemanasan bumi mencapai titik tertinggi sepanjang masa pada tahun 2023 di mana sekitar 92% dari suhu panas yang memecahkan rekor tahun lalu, terjadi karena ulah manusia. Di berbagai literasi serta temuan ahli di lapangan bahwa akibat pemanasan global tersebut akan mengancam  hilangnya terumbu karang, es laut Arktik, spesies tanaman dan hewan – serta peristiwa cuaca ekstrem yang lebih buruk yang dapat memicu perubahan iklim dan menyebabkan kematian. 

Tak terkecuali bagi kita di Indonesia. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geoifisika (BMKG) memperkirakan tingkat pemanasan global semakin menggila diprediksi pada tahun 2050. Maka dari itu kita harus mempersiapkan langkah langkah taktis yang dapat kita lakukan untuk membantu perawatan bumi dan lingkungan. 

Nah di Sulawesi Barat sendiri.Provinsi yang tahun ini telah memasuki usianya yang ke 20 tahun merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang masuk kategori Indeks Rawan Bencana Indonesia (IRBI) yang sangat tinggi.  IRBI 2023 menyebut provinsi yang berisiko paling tinggi yaitu Sulawesi Barat (skor 160,08) . Berdasarkan data dari DIBI BNPB dan BPBD wilayah Provinsi Sulawesi Barat telah mengalami 145 kejadian bencana dalam 20 tahun terakhir. Jenis bencana dengan jumlah kejadian terbanyak dan dengan dampak terbesar adalah banjir dan longsor baik dampaknya terhadap keselamatan jiwa manusia, kerusakan bangunan permukiman dan kerusakan lahan. Kejadian bencana terparah juga adalah gempa bumi yang menyebabkan sebagian besar warga Sulawesi Barat sangat trauma. 

Berdasarkan premis tersebut di atas maka tak ada jalan lain bagi kita adalah kembali ke alam, merawat dan memperbaiki. Tidak sekadar bagaimana kita mengolah alam untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat tetapi sebisa mungkin kita sebagai manusia ikut merawat dan lebih peduli lagi kepada alam di sekitar kita.  

Bagi kita di Sulawesi Barat, Tuhan semesta telah  memberikan alam yang sangat subur dan menakjubkan. Seperti pesisir pantai terpanjang sedunia 672 km dan sepanjang garis pantai tersebut kita dapat menikmati sunset. IQAIR Sulbar 50+ terendah dan  pada tahun 2023 ibu kota Sulbar yakni Mamuju memiliki  kualitas udara  terbersih se Asia Tenggara. Sementara pada tahun ini, Mamuju masih mencatat kan diri sebagai kota dengan udara terbersih di Indonesia. Ukuran Ph tanah di Sulawesi Barat dari  6,8 hingga 7,8. Sementara potensi Manggorove Sulbar mencapai 8000 hektar sementara saat ini yang  masih produktif sekitar 3000 hektar. 

Seperti kita ketahui bersama bahwa Mangrove adalah tumbuhan yg paling efektif menurunkan emisi karbon sekaligus bisa menaham tsunami dan menahan ombak ke pesisir serta mencegah  abrasi pantai. Indonesia sendiri berkomitmen mencapai nol emisi karbon pada tahun 2060. Dari sisi Mangrove maka tanaman ini  berperan sebagai karbon biru bisa sangat signifikan sebagai penyerap ataupun penyimpan karbon. Karbon biru adalah karbon yang tersimpan di ekosistem pesisir dan laut. Ada tiga jenis ekosistem pesisir dan laut, yaitu mangrove, rawa pasang surut, dan lamun. Mangrove sebagai karbon biru merupakan salah satu aksi mitigasi perubahan iklim.