Antv – Edufio, lembaga pendidikan privat yang berpusat di Yogyakarta, sukses merevolusi metode belajar konvensional. Ia mengawinkan AI, untuk menganalisis behavior siswa dengan metode ajar tutornya, alhasil Edufio mampu meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran siswa.
Penggunaan AI di dunia pendidikan sudah menjadi sebuah kebiasaan. Hasil survei JAKPAT yang terdiri dari pelajar SM dan Mahasiswa terhadap 1.501 responden usia 15-21 tahun mendapatkan hasil sebanyak 86,21% responden mengaku telah menggunakan AI setidaknya sekali dalam sebulan untuk membantu mengerjakan tugas. Dan hanya 13,79% yang menyatakan tidak pernah memanfaatkan AI.
Tak hanya itu, WriterBuddy yang merupakan layanan konten berbasis AI mendapatkan temuan menarik dari hasil studi. Ia melaporkan, ada angka mencengangkan yakni 1,4 miliar kunjungan dari Indonesia ke situs AI selama periode September 2022 hingga Agustus 2023. Ini menandakan bahwa AI sudah menjadi alat utama dalam pencarian informasi.
Masifnya penggunaan AI memang sudah diprediksi, namun apakah “efek domino” AI mampu diterapkan secara optimal?
Menjawab hal itu, tentu membutuhkan waktu panjang. Namun uniknya Edufio mampu mengelaborasikan kemampuan AI ini untuk menganalisis data yang mencakup behavior serta kesenangan siswa. Untuk dicocokan dengan karakter tutor dan metode ajar yang digunakan.
Bicara efek domino, CEO Lembaga Les Privat Edufio Yogyakarta, Yulia Astuti, menjelaskan bahwa teknologi inovasi pendidikan seperti AI patut dioptimalkan.
“AI ini menarik, kemampuannya yang masif mampu menganalisis informasi yang kita berikan. Terutama di bidang pendidikan atau sebutlah les privat. Dengan AI, kami bisa membaca apa yang siswa butuhkan, lalu dianalisis, dan kita klop ‘kan dengan karakter dan kemampuan tutor” ungkap Yulia, Jumat (7/6).
Ia pun menegaskan, bahwa AI adalah solusi untuk mengatasi problem siswa saat ini. Terutama untuk mengatasi problem ketidaknyamanan siswa, saat orang tua mempertemukan dengan tutor mereka.
Alhasil dari ketidaknyamanan ini, siswa dalam proses belajarnya pun tak optimal dan kerap menahan diri untuk diam. Sehingga tak ada interaksi edukasi di antara siswa dan tutor.
Namun, lewat AI, Edufio berhasil menciptakan harmonisasi antara siswa dan tutor. Bahkan kekhawatiran serta hambatan minimnya interaksi justru teratasi, dan membuat pembelajaran menjadi lebih efektif.
“Mungkin beberapa orang mengutuk kehadiran AI, namun kami berbeda. Di sini AI adalah kunci untuk memaksimalkan proses belajar siswa” tegasnya.
Percaya atau tidak kini isu inovasi teknologi pendidikan menggunakan AI, selalu menjadi titik perhatian. Walaupun terkadang, AI ini kerap memicu pro dan kontra di kalangan guru dan dosen.
Baik itu dalam bentuk opini di berbagai macam platform mainstream ataupun karya ilmiah. Tetapi, yang perlu menjadi pin point adalah upaya meningkatkan kualitas pendidikan.
Untuk hal ini Edufio sebagai penggerak second layer di bidang pendidikan, mengerti betul bahwa proses belajar pasca edukasi formal sangat dibutuhkan.
Bahkan ini dibuktikan dari hasil penelitian Oktaviani Dwi Saputri Universitas PGRI Palembang 2019, berjudul “Peran Guru dalam Memberikan Pelajaran Tambahan (Les)”
Penelitian itu menegaskan, bahwa les privat dapat meningkatkan konsentrasi anak dan kemampuan belajar karena tidak ada yang mengganggu saat belajar dan anak lebih mudah terpantau.
“Kami paham betul sebagai penggerak, les privat Edufio adalah solusi untuk siswa memperdalam lagi materi belajar saat di sekolah. Terlebih disokong dengan teknologi pendidikan AI, kami berkomitmen meningkatkan kualitas pendidikan” tegas Yulia.
Baginya pendidikan merupakan ujung tombak di setiap generasi, semakin berkualitas pendidikan semakin lebar kesempatan seseorang untuk meningkatkan kualitas hidup mereka.