Antv –Seorang wanita berinisial RN di Jakarta Selatan diduga menjadi korban sindikat mafia tanah. Bahkan, terduga pelaku utama terendus memiliki afiliasi hubungan keluarga dengan pihak istana.
Kasus ini bermula ketika RN diajak untuk bekerjasama dalam sebuah proyek pengadaan oleh salah satu temannya. Saat itu, RN mengaku tidak memiliki cukup uang untuk diinvestasikan.
"Teman itu kemudian memperkenalkan saya dengan HEN yang mau meminjamkan uang dengan jaminan sertifikat. Katanya, daripada sertifikat saya nganggur, mending dijaminkan untuk dapat modal," kata RN dalam keterangannya, Selasa (23/1/2024).
Termakan bujuk rayu, RN pun menyepakati untuk menjaminkan sertifikatnya kepada HEN senilai Rp 3 miliar. Pinjaman yang diperoleh lantas ia investasikan pada proyek pengadaan yang ditawarkan temannya.
"Seiring berjalannya waktu, ternyata proyeknya zonk dan teman saya itu tersandung kasus hukum," tutur RN.
Lalu, ia berupaya mencari solusi untuk membayar utangnya kepada HEN yang sudah berbunga menjadi Rp 4,5 miliar. RN dikenalkan dengan HAR yang bersedia memberikan talangan Rp 3 miliar di awal.
Sedangkan sisanya Rp 1,5 miliar minta dibuatkan surat pengakuan utang atas nama HAR kepada HEN. Namun, HEN menolak menyerahkan sertifikat RN kepada HAR.
RN terus berupaya mencari jalan agar bisa melunasi utangnya kepada HEN. Ada teman RN yang bersedia menalangi Rp 4 miliar. Sayangnya, utang RN waktu itu sudah berbunga menjadi Rp 5,5 miliar.
"Dari situ saya seperti dipersulit untuk membayar utang. Kesannya HEN memang mengincar sertifikat rumah saya," imbuh RN.
Pada suatu ketika, RN didatangi oleh sejumlah orang dari pihak HEN termasuk notaris. Mereka meminta RN menandatangani sejumlah dokumen dengan dalih formalitas. Merasa di bawah tekanan hingga tak dapat berpikir jernih, RN membubuhkan tanda tangannya.
"Tiba-tiba saja saya dikabarkan oleh HEN bahwa sertifikat rumah saya telah dibalik nama. Saya kaget dong, saya stres. Apalagi saya diminta mengosongkan rumah padahal tidak ada perintah eksekusi dari pengadilan," jelas RN.
RN dan korban lainnya tidak berani melaporkan kasusnya kepada aparat penegak hukum. Selain karena kesulitan ekonomi, HEN diduga terafiliasi dengan seorang pejabat di lingkungan istana.
"Istrinya pejabat istana, orang hukum. Kakak iparnya Jenderal. Adik iparnya juga dari keluarga pengusaha otomotif ternama di Indonesia," ucap RN.