"Dan mas @ganjar_pranowo membuktikan hal tersebut, ia berpegang teguh pada nurani dan kemanusiaan," tambahnya.
Pantauan terakhir, konten tersebut pun mendapatkan banyak interaksi dengan ribuan penayangan, 4 ribu lebih tanda suka dan 400 lebih komentar.
Namun setelah satu jam, unggahan tersebut mendadak hilang. Kuat dugaan unggahan tersebut direport massal atau dihapus oleh pihak Instagram.
Sebab menurut Direktur 7amleh, kelompok pengawas media sosial, Nadim Nashif, konten Palestina dijadikan sasaran secara tidak adil.
Sementara ia menilai, ujaran kebencian dan hasutan terhadap warga Palestina sebagian besar tidak terkendali.
“Kami telah menemukan pola yang mengganggu dari bungkamnya suara-suara Palestina dan kebebasan berekspresi, terutama di seluruh platform Meta."
"Sensor merajalela, dengan pembatasan jangkauan, penghapusan, dan pembatasan yang ketat terhadap media, jurnalis, dan influencer, terutama akun @eye.on.palestine. Tindakan keras ini menghalangi dunia untuk mendengar kebenaran dari lapangan," ujar Nashif, dilaporkan The Guardian yang dikutip melalui Republika.