“Ia harus mampu membawa Indonesia dari negara berkembang menjadi negara maju,” jalasnya.
Sosok pemimpin seperti itu, lanjutnya, ada pada Prabowo Subianto.
“Prabowo Subianto adalah pilihan paling ideal demi mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045, sedangkan Gibran Rakabuming Raka menjadi pasangan ideal bagi Prabowo Subianto karena mewakili golongan muda sebagai generasi penerus Indonesia dalam menuju Indonesia Emas,” imbuhnya.
Imelda kemudian memaparkan, “Salah satu hal yang harus diperhatikan pada era Industry 4.0 dan Society 5.0 adalah kehadiran dari kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI).”
Indonesia, sudah memiliki Visi Indonesia Digital 2045 yang didasarkan kepada analisis terhadap identifikasi isu relevan, perkembangan tren teknologi, peluang, serta pertimbangan terhadap dampak ekonomi, sosial, dan budaya dalam penyelenggaraan transformasi digital.
Rencana Induk Pengembangan Industri Digital Indonesia dan Buku Putih Strategi Nasional Pengembangan Ekonomi Digital Indonesia 2030 juga sudah dipersiapkan oleh pemerintahan presiden Joko Widodo.
“Semua itu dirancang dengan memerhatikan prioritas pembangunan pada berbagai bidang digital yang ada. Namun, untuk menyukseskannya, program upskilling harus dilakukan demi mempersiapkan sumber daya manusia Indonesia yang mumpuni,” bebernya.
Inilah mengapa, Prabowo Subianto mengatakan akan melanjutkan kebijakan-kebijakan Joko Widodo.
“Apa yang sudah baik, kita lanjutkan. Apa yang belum sempurna, kita perbaiki,” kata Prabowo Subianto di lain kesempatan pada medio 2023.
Pendek kata, Keberhasilan Indonesia di masa depan, ditentukan oleh keputusan yang diambil oleh anak muda saat ini.
“Gerakan moral Pemilu Damai Pemilih Pandai atau #PDPP mengajak generasi muda, baik milenial maupun Generasi Z, untuk bijak dalam memilih pemimpin masa depan,” papar Imelda lagi.
"Milenial dan Generasi Z memegang kunci masa depan bangsa Indonesia. Karenanya, Pemilih Pandai meyakini bahwa seorang pemimpin yang memiliki visi besar dan kemampuan adaptasi tinggi demi menjawab tantangan global sangat diperlukan bagi Indonesia, setidaknya untuk 10 tahun ke depan,” pungkas Imelda.