Lebih lanjut, Mahendra menjelaskan bahwa selain memberikan fasilitasi bagi delegasi Indonesia, di BIFF 2023 Direktorat Perfilman, Musik dan Media juga akan berpartisipasi pada rangkaian Asian Contents & Film Market (ACFM).
ACFM yang diselenggarakan di Exhibition Center 1, BEXCO, Busan pada 7-10 Oktober 2023 akan hadir booth Indonesia.
ACFM adalah pasar di mana beragam konten media mulai dari film hingga audiovisual, publikasi, webtoon, dan novel web ditawarkan.
Sebagai platform jaringan dan bisnis bagi para profesional industri di seluruh dunia, ACFM menyediakan berbagai program, termasuk pasar investasi dan produksi bersama, konferensi dan acara industri, dan program pendanaan produksi film.
Tahun ini, ada 2 proyek film dari Indonesia yang akan ditawarkan di Asian Project Market yaitu “Tarkam” (Teddy Soeriaatmadja, Eric Primasetio) dan “Watch It Burn” (Makbul Mubarak, Yulia Evina Bhara). Dalam program Platform Busan, ada 13 filmmaker muda yang akan mengikuti serangkaian acara.
Beriringan dengan penyelenggaraan BIFF, terdapat program pendidikan Asian Film Academy (AFA) yang sedang diikuti oleh Khozy Rizal. Beberapa alumni AFA dari Indonesia antara lain adalah Edwin, Ifa Isfansyah, Yosep Anggi Noen, Tumpal Tampubolon, Bayu Prihantoro Filemon.
“Harapan kami tentu agar ada tindak lanjut yang konkrit dari upaya ini dan semakin banyak pihak yang bekerja sama dengan insan perfilman Indonesia,” tutup Mahendra.