Kemudian, sekitar 40 persen dari NSCLC terjadi mutasi reseptor pertumbuhan epidermal (EGFR). Rekomendasi pengobatannya tentu berbeda dengan tipe kanker paru lain.
“Terapi bagi pasien kanker paru tentunya sangat bervariasi tergantung dari tipe atau jenisnya. Pada pasien dengan jenis kanker paru bukan sel kecil (non-small cell lung cancer atau NSCLC), pasien akan direkomendasikan dengan obat small molecule EGFR TKI atau penghambat tyrosine kinase,” jelas dr. Sita.
Pasien pun membutuhkan terapi yang berkualitas dan terjangkau. Sedangkan, selama ini belum tersedia obat terjangkau yang diproduksi dalam negeri.
Memperhatikan fakta tersebut, Kalbe pun melakukan inovasi obat kanker paru generik pertama karya anak Bangsa, yang bisa didapatkan melalui JKN (Jaminan Kesehatan Nasional).
“Saat ini di pasaran hanya tersedia produk EGFR TKI impor, maka PT Kalbe Farma melalui anak perusahaannya, PT Global Onkolab Farma, berinisiatif menyediakan terapi yang efektif, berkualitas, dan terjangkau, dengan memproduksi Erlotinib generik karya anak Bangsa yang sudah tersedia di e-katalog obat dalam skema JKN yang dapat dinikmati oleh seluruh pasien yang membutuhkan,” ungkap dr. Selvinna.
Berdasarkan data BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan), penyakit kanker merupakan penyakit katastropik atau penyakit berbiaya mahal yang selalu menyedot anggaran terbesar dari klaim layanan kesehatan program JKN-KIS.
Penyakit Kanker menyerap dana sebesar Rp3,5 Triliun atau 18 persen dari total biaya klaim layanan, bahkan pada tahun 2019 lebih besar yaitu Rp4,1 triliun.