Oleh karena itu, pemenuhan pupuk di Indonesia juga menjadi terganggu sehingga Presiden mendorong agar masalah tersebut segera diatasi, antara lain dengan pengoperasionalan pabrik pupuk di Aceh.
"Setiap saya masuk ke sawah ketemu petani selalu yang disampaikan adalah, 'Pak, pupuk enggak ada. Pak pupuk harga tinggi.' Kalau enggak ada, kalau suplainya turun artinya harga (pupuk) pasti naik otomatis, apalagi yang bersubsidi. Inilah problem besar kita yang harus kita atasi," kata Presiden.
Presiden berharap agar KEK Arun dapat menjadi kawasan industri hijau dan dapat menarik para investor untuk menanamkan modalnya.
Hal tersebut, menurut Presiden, juga akan berpengaruh pada produk domestik regional bruto (PDRB) Aceh.
"Perkiraan Pak Wakil Menteri, Pak Pahala kira-kira bisa mempengaruhi 7 persen PDRB di Aceh. Ini sangat gede sekali. Oleh sebab itu, apa pun caranya aset negara sebesar ini jangan sampai idle, jangan sampai berhenti," katanya.
Sementara itu, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dalam keterangan tertulisnya menyebut bahwa pengoperasian pabrik pupuk khusus NPK ini merupakan komitmen dalam penyediaan pupuk yang strategis dalam ketahanan pangan demi mendukung visi Indonesia Emas 2045.
"Keberadaan pabrik ini diharapkan tak hanya memenuhi sebagian kebutuhan pupuk nasional untuk meningkatkan produktivitas pertanian, tapi juga menjaga stabilitas harga pangan nasional," ujar Erick.