Kegiatan terdiri dari upacara pengibaran bendera, pemotongan tumpeng kemerdekaan, pentas seni Sekolah Republik Indonesia Tokyo (SRIT), aneka lomba dan permainan, kunjungan ke Monumen Soekarno di kuil Seisho Ji, serta upacara penurunan bendera.
Acara diawali dengan upacara HUT ke-77 RI yang berlangsung di halaman SRIT dan dihadiri pejabat dan staf KBRI Tokyo, tenaga pendidik, siswa-siswi SRIT serta perwakilan kelompok masyarakat Indonesia di Jepang dengan mengikuti protokol kesehatan ketat. Tidak kurang dari 1.450 masyarakat dan diaspora Indonesia di Jepang juga hadir daring melalui media Zoom dan akun resmi Youtube KBRI Tokyo.
Duta Besar Republik Indonesia (Dubes RI) untuk Jepang dan Federasi Mikronesia Heri Akhmadi bertindak selaku Inspektur Upacara. Komandan Upacara adalah Atase Pertahanan RI Tokyo Kolonel Pnb. Andi Nur Abadi. Sementara itu pengibaran bendera Merah Putih dilakukan oleh siswa siswi SRIT yang dilatih oleh Taruna Akademi TNI yang tengah melaksanakan Pendidikan di National Defense Academy Jepang.
Usai upacara, Dubes Heri dan Ibu Nuning Akhmadi melakukan pemotongan tumpeng untuk perwakilan BI dan BUMN di Jepang, masyarakat, taruna TNI dan wakil dari SRIT. “Tema hari ulang tahun kemerdekaan Indonesia tahun ini adalah Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat. Ini adalah kristalisasi dari semangat bangsa Indonesia untuk bersama pulih tidak hanya dari pandemi covid19, namun juga untuk tetap bertahan dari hantaman resesi dan krisis ekonomi yang melanda dunia," ujar Dubes Heri.
“Saya ingin, kita semua, warga Indonesia di Jepang di mana pun berada bisa merayakan momentum ini dengan kegembiraan dan kebersamaan,” tambah Dubes Heri. Upacara Penghormatan kepada Pahlawan Keturunan Jepang di Monumen Soekarno Dubes Heri melakukan upacara penghormatan kepada pahlawan keturunan Jepang di Monumen Soekarno usai memimpin upacara HUT RI di SRIT.
Monumen Soekarno berada persis di samping Kuil Seisho Ji, Tokyo. “Ini adalah bentuk apresiasi kita atas peran pahlawan keturunan Jepang yang berjuang berdampingan dengan pahlawan Indonesia,” kata Dubes Heri yang didampingi oleh Atase Pertahanan, Koordinator Fungsi Politik dan Koordinator Fungsi Pensosbud KBRI Tokyo.
Monumen Soekarno didirikan oleh Pemerintah Jepang beberapa tahun setelah kunjungan Presiden Soekarno ke Jepang pada 1958 atas undangan Kaisar Hirohito. Rangkaian kata di monumen itu tertulis dalam aksara Kanji dan Bahasa Indonesia yang memuat isi surat Soekarno kepada Ichiki Tatsuo serta Yoshizumi Tomegoro yang tercatat ikut membantu perjuangan kemerdekaan Indonesia, bahkan sejak masa persiapan kemerdekaan.