Rendahnya literasi jadi tantangan Indonesia dalam memasuki masa transisi energi dari energi fosil yang banyak mengeluarkan jejak karbon ke energi baru dan terbarukan (EBT).
Ketua Dewan Pers Azyumardi Azra mengingatkan beratnya tugas jurnalis di saat Indonesia sedang memasuki masa transisi energi.
Padahal di masa transisi energi, masyarakat dituntut lebih paham soal penghematan energi dan penggunaan energi baru dan terbarukan (EBT).
Hal tersebut disampaikan Azyumardi dalam pelatihan media bertajuk "Transisi Energi-Potensi, Bisnis Proses dan Outlook" yang digelar Asosiasi Perusahaan Minyak dan Gas Nasional (Aspermigas), Sabtu (23/7/2022).
“Tugas jurnalis sangat berat. Menurut saya, masyarakat kita dari hal-hal sesederhana pentingnya menghemat energi saja masih belum paham. Oleh karenanya, jurnalis di sini berperan melalui hasil pekerjaannya dalam melakukan kampanye soal energi hingga informasinya disampaikan dengan baik ke masyarakat,” katanya.
Azyumardi juga menyebut masih adanya penolakan sebagian kalangan tentang pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Padahal energi nuklir jauh lebih bersih dan berkelanjutan.
"Sebenarnya pemerintah ingin mengembangkan energi nuklir yang lebih bersih, renewable dan berkelanjutan. Cuma kemudian di kalangan masyarakat masih ada oposisi," katanya.