PSSI dan Shin Tae-Yong bahas evaluasi dan program kerja Timnas Indonesia. Materi pemain Timnas U-19 Indonesia masih kurang sehingga Shin Tae-yong membutuhkan pemain naturalisasi menghadapi Piala Dunia U-20.
Bertempat di kantor PT Liga Indonesia Baru (LIB), Rabu (20/7), PSSI melakukan evaluasi kepada pelatih Shin Tae-yong terkait hasil tim U-19. Dalam rapat evaluasi Timnas ini juga dibahas program kerja tim nasional ke depan dan sekaligus program naturalisasi pemain yang diinginkan Shin Tae-yong.Dalam paparan Shin Tae-Yong itu hadir Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan, Waketum Iwan Budianto, Sekjen Yunus Nusi, Wakil Sekjen Maaike Ira Puspita, Exco Vivin Sungkono, Manager Tim U-19 Endri Erawan, Asisten Manajer Sumardji, dan Direktur Teknik Indra Sjafri."Khusus untuk tim U-19 membutuhkan pemain baru termasuk program naturalisasi. Ini harus dilakukan karena persaingan di Piala Dunia U-20 akan berjalan keras, ketat, dan berat sehingga dibutuhkan pemain yang benar-benar siap dari sisi apapun," kata pelatih asal Korea Selatan itu.Menurut Shin Tae-Yong di tim U-19 ada beberapa kekurangan khususnya untuk posisi stoper, bek kiri dan kanan, pengatur serangan (untuk melapis Marselino), dan gelandang bertahan. Cideranya Marcelino sebagai playmaker Timnas U-19 terlihat jelas sangat mmpengaruhi pola permainan skuat Garuda.Meski demikian Shin Tae-Yong mengakui jika gelandang Arkhan Fikri mampu menjalankan tugasnya dengan bagus di lapangan tengah. Shin Tae-yong mengungkapkan kelemahan utama Arkhan Fikri adalah postur tubuhnya yang kurang ideal dan kurang tinggi. Akibatnya apabila bertarung dengan lawan, mudah kalah body sehingga kehilangan bola."Skill juga bagus, tetapi tingginya kurang. Saat tampil di Piala Dunia U-20, kita akan menghadapi tim dengan postur yang tinggi-tinggi dan kekar. Jadi tentu di tim ini butuh pemain baru termasuk pemain naturalisasi."Shin Tae-Yong juga menyoroti beberapa pemain Timnas U-19 yang kurang percaya diri ketika menghadapi tim - tim yang lebih kuat. Hal itu harus diperbaiki karena saat Piala Dunia U-20, Indonesia akan menghadapi tim-tim yang lebih kuat lagi yang datang dari Eropa, Amerika Latin, maupun Asia."Saya harus akui percaya diri tim ini kurang pada awalnya termasuk mental khususnya menghadapi tim-tim besar. Tetapi, perlahan pemain mulai bisa mengatasi masalah ini. Anda lihat di Piala AFF, mental itu mulai bisa teratasi dan itu harus terus dipertahankan saat menghadapi tim besar," imbuh pelatih berusia 52 tahun itu.
Baca Juga :