Timnas U-19 dan Timnas Senior masih butuh pemain Naturalisasi. Menghadapi Piala Dunia U-20 2023 dan Piala Asia 2023, pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong masih membutuhkan pemain naturalisasi.
Kemampuan para pemain Timnas Indonesia saat ini masih sangat jauh jika dibandingkan dengan para pemain dari negara negara peserta Piala Dunia U-20. Meski sudah berusaha keras mendapatkan para pemain terbaik yang ada di dalam negeri, pelatih Timnas U-19 Shin Tae-yong masih kesulitan membangun kerangka Timnas U-20 yang kuat dan Tangguh.Karena itu, Shin Tae-yong mencoba menyeleksi beberapa pemain keturunan yang memiliki skill dan kemampuan lebih baik dari para pemain Indonesia. Para pemain keturunan ini Sebagian besar berada di Eropa, khususnya di negara Belanda.Manajer Timnas U-19 Indonesia Endri Erawan juga menambahkan bahwa timnas saat ini sebenarnya belum maksimal. Karena itulah Endri setuju untuk menambah pemain baru termasuk melakukan naturalisasi pemain keturunan Indonesia di Eropa khususnya dari Belanda."Kenapa dari Belanda karena di negara itu banyak pemain keturunan Indonesia di sana. Jadi ke depan kalau mau melakukan pemusatan latihan lebih baik di Belanda. Selain bisa melihat calon pemain naturalisasi di sana, klub-klub di Belanda juga sangat kuat, sehingga ketika uji coba sangat bermanfaat," imbuh Endri.Asisten Manager Sumarji juga setuju dengan pernyataan Endri Erawan. Menurutnya dengan usia yang rata-rata berkisar 17-18, mental mereka belum terbentuk secara maksimal. Itu sebabnya butuh bantuan orang lain. Bahkan Sumarji menyarankan untuk membangun mental bertanding para pemain Timnas Indonesia dengan bantuan seorang psikolog atau motivator."Anda bisa lihat saat laga pertama melawan Vietnam, mental dan skema permainan tidak berkembang. Ini selalu menjadi problem saat Indonesia main di laga pertama. Itu harus menjadi koreksi Shin Tae-Yong agar setiap laga pertama sudah langsung tune in. Langsung ngegas." Kata Sumarji.Terkait dengan usulan Endri dan Sumarji itu, Shin Tae-yong juga pernah memakai psikolog dan motivator selama di Korea Selatan. Akan tetapi hasilnya tidak bagus. Hal ini kemungkinan ada kendala dalam penyampian Bahasa kepada para pemain Timnas Indonesia.Namun, jika psikolog dan motivator itu mengetahui sepakbola dan suka bola hasilnya bisa beda. Apalagi jika psykolog tersebut adalah orang Indonesia yang sangat mengerti sepakbola, dipastikan pemahaman dan penjelasannya akan lebih mudah diterima oleh para pemain Indonesia."Akan lebih baik, jika ketua umum, manager, bisa memberikan motivasi pemain pada sesi yang lain dengan waktu yang lebih lama. Bisa juga mengumpulkan pemain di tempat tertentu dan diberikan motivasi," ujar Shin Tae-Yong.
Baca Juga :