Pernikahan menjadi momen sakral yang dinantikan semua orang. Banyak pasangan pengantin memilih menikah dengan konsep yang mewah.
Namun tidak sedikit pula pasangan pengantin yang memilih konsep anti mainstream dalam melangsungkan Ijab Qabul.Seperti pernikahan unik yang diinisiasi oleh Forum Ta'aruf Indonesia (Fortais) di Kemuning, Pulowatu, Pakem, Sleman, pada Kamis, 19 Mei 2022.Sebanyak tujuh pasangan pengantin melangsungkan akad nikah di sejumlah lokasi yang tak biasa. Ada yang di kebun salak, di bendungan sungai, hingga di aliran air sungai."Pernikahan di tiga titik ijabnya. Satu di kebun salak, kedua di gejlik cinta (bendungan), yang ketiga di grojogan air. Semua mengandung filosofi makna bahwa di era pandemi menuju endemi ini kita tetap bersama-sama membangkitkan ekonomi di sektor apapun dengan membantu masyarakat yang membutuhkan dengan potensi kearifan lokal yang dimiliki tiap daerah," kata Ketua Panitia Nikah Bareng Merapi, Ryan Budi Nuryanto di lokasi acara.Selain mengambil momen Hari Kebangkitan Nasional yang jatuh tanggal 20 Mei, nikah massal ini juga dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Kabupaten Sleman ke-106 pada 15 Mei 2022.Tak hanya lokasi Ijab Qabul yang unik, mahar pernikahan dalam acara ini juga berbeda dari biasanya. Pengantin laki-laki memberikan mahar cincin kawin seberat 4 gram dan 1 kg salak pondoh."Kenapa salak pondok? Karena salah satu destinasi wisata di Kabupaten Sleman ini adalah kaya dengan salak pondohnya," terang Ryan.Ryan yang sudah menggelar nikah massal sejak 2006 menyebut, hingga saat ini sudah menikahkan lebih dari 15 ribu pasang pengantin."Sampai sekarang totalnya ada 15.030 pasang, Alhamdulillah," ujarnya.Salah satu pasangan pengantin, Setyo Kristiawan (21) dan Susi Fatian Anggraini (20), menyatakan kegembiraannya bisa melangsungkan pernikahan di tempat yang tidak biasa."Pertama senang bisa ada pengalaman nikah yang tidak biasa seperti kayak di sungai, di kebun. Biaya juga gak banyak, jadi bisa ngurangi biaya. Yang kedua bisa banyak teman," katanya penuh haru.Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa, yang menjadi saksi perkawinan menyambut baik konsep pernikahan yang mengusung tema wedding destination ini. Apalagi dipadukan dengan pemandangan wisata alam dan kuliner salak."Konsep acara ini sangat menarik, karena tidak hanya membantu masyarakat untuk melakukan pernikahan, tapi juga membantu mempromosikan potensi wisata alam dan wisata kuliner yang ada di wilayah Sleman," pungkas Danang. Andri Prasetiyo I
Sleman, DIY
Baca Juga :