Duta Besar Palestina untuk Indonesia Zuhair Al-Shun mengatakan, negaranya akan terus berjuang untuk mendapatkan kemerdekaan di tanah mereka sendiri.
Mereka bahkan akan terus melawan penindasan yang dilakukan oleh Zionis Israel."Sudah sekitar 74 tahun untuk mengenang Nakba, ketika Israel menempati Palestina. Sejak saat itu, warga Palestina, sekitar 6,5 juta, menjadi pengungsi yang tersebar di seluruh penjuru dunia. Kedzaliman yang dilakukan oleh beberapa negara untuk mengelabui bahwa Palestina adalah rumah mereka," kata Zuhair saat memberikan kuliah umum di Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, Selasa (17/5/2022).[caption id="attachment_516951" align="alignnone" width="900"] Dubes Palestina untuk Indonesia, Zuhair Al-Shun saat di Kampus UII, Yogyakarta (ANTVKlik/Andri)[/caption]Dijelaskan Zuhair, sejak awal beberapa pihak memang ingin menduduki Palestina karena letaknya yang strategis. PBB akhirnya membagi wilayah tersebut dengan porsi 56 persen untuk Israel dan 44 persen untuk Palestina.Awalnya rekonsiliasi dilakukan dengan baik, khususnya membagi wilayah Palestina dan Israel dengan memberikan sisi timur Al Quds dan West Bank untuk Palestina. Namun belakangan Israel justru terus mencaplok wilayah Palestina hingga bertambah 22 persen menjadi 78 persen.Presiden Palestina saat itu, Yasser Arafat bahkan pernah menerima dukungan dari 44 negara untuk mengakui kemerdekaan Palestina. Akan tetapi hal ini batal terwujud karena adanya konspirasi Yahudi untuk menggagalkannya."Orang Palestina menerima kedatangan bangsa Yahudi namun bangsa Yahudi tidak menerima kehadiran bangsa Muslim dengan baik," terang Zuhair.Menurutnya, Israel selama ini telah melanggar banyak kesepakatan yang sudah dibuat. Israel juga kerap melanggar aturan kemanusiaan karena mendapat dukungan dari Amerika Serikat.Kasus terbaru adalah tewasnya jurnalis senior Al Jazeera, Shireen Abu Akleh karena ditembak tentara Israel di Tepi Barat. Bahkan saat prosesi pemakaman, tentara Israel memukuli pelayat dan hampir menjatuhkan peti mati Shireen."Shireen, merupakan sebuah contoh untuk orang yang berjuang di Nakba. Semua hal yang terjadi dan hal-hal apa yang dibicarakan untuk kemanusiaan, tapi orang-orang di mana untuk memperjuangkan hak-hak tersebut?," ucap Zuhair.Lebih lanjut Zuhair menjelaskan, konflik yang terjadi di Palestina murni merupakan perang politik. Ketika Yahudi diberikan rumah, perang politik berubah menjadi perang agama untuk mencari dukungan.Kemudian, muncul orang-orang yang berperang atas nama agama melalui penyerangan terhadap masjid dan gereja."Ketika kita bicara tentang perang di Palestina, tidak hanya agama Islam yang ditindas tapi juga orang Kristen. Kita menerima fakta bersaudara dengan orang Kristen dan Yahudi yang merupakan Agama semitik, namun ketika muncul konspirasi politik, timbul pula konspirasi politik untuk perang," bebernya.Kepada mahasiswa yang hadir, Zuhair meminta mereka tidak perlu mengangkat senjata untuk mendukung Palestina. Mahasiswa hanya perlu menjadi seorang duta besar, promotor dan juru bicara mengenai apa yang harus dibicarakan soal Palestina."Ke depan, kami hanya punya kalian untuk kami tinggali. Syukur-syukur apabila bisa seperti Indonesia yang telah merdeka dari penjajahan," katanya.Zuhair juga mengucapkan terima kasih dan bangga atas sikap serta dukunga Indonesia untuk kemerdekaan Palestina. Dukungan tersebut antara lain dalam bidang politik dan ekonomi."Dua hal itu sangat penting bagi kami apalagi Indonesia menjadi tuan rumah G20, khususnya mengenai kemerdekaan Indonesia di berbagai negara di dunia. Posisi Indonesia di bidang politik amat menjadi kebanggan bagi orang Palestina," urainya.Rektor UII Fathul Wahid mengatakan, dirinya akan selalu bersama Palestina. Sebagai bentuk dukungan, pihaknya juga memberikan donasi untuk warga Palestina."Hati kami akan selalu untuk orang-orang Palestina. Oleh karenanya kami meminta kesediaannya untuk menerima donasi dari UII sejumlah Rp 100 juta. Doa kami akan selalu untuk orang-orang Palestina," pungkas Fathul.
Andri Prasetiyo I Sleman, DIY
Baca Juga :