Olahraga dengan intensitas tinggi tetap boleh dilakukan saat bulan Ramadhan tetapi waktunya dilakukan sesaat setelah berbuka puasa.
Olahraga menjadi kegiatan yang banyak dihindari orang saat menjalani puasa Ramadhan. Selain menguras fisik, berolahraga juga dapat memicu rasa haus dan dehidrasi.Padahal berolahraga saat bulan Ramadhan juga penting dilakukan oleh orang yang berpuasa. Selain menjaga kebugaran, juga meningkatkan imunitas tubuh.Andhika Raspati, SpKO dalam Webinar Ramadhan Booster yang digelar oleh ImanImun dan CMIA Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia (FK UII) Yogyakarta menjelaskan cara berolahraga yang benar selama berpuasa. Utamanya adalah terkait pemilihan waktu berolahraga."Menjelang (berbuka) puasa olahraga yang dianjurkan adalah intensitas rendah seperti jogging atau bersepeda," kata Andhika dikutip dari laman resmi UII Yogyakarta, Rabu (13/4/2022).Dijelaskan Andhika, waktu menjelang berbuka puasa memang paling banyak dipilih orang untuk berolahraga. Namun, ternyata tidak semua jenis olahraga bisa aman dilakukan saat waktu itu.Sebab kandungan glukosa dalam tubuh seseorang tinggal sedikit saat menjelang waktu berbuka puasa. Kondisi ini menurut Andhika akan berbahaya jika digunakan untuk berolahraga dengan intensitas berat seperti lari cepat.Olahraga berat akan dapat menghabiskan cadangan glukosa dalam tubuh. Padahal olahraga yang paling baik adalah menghabiskan cadangan lini satu di tubuh kita, yaitu lemak.Dokter olahraga yang pernah bertugas menangani atlet di Olimpiade Tokyo 2022 itu membagikan tips sebelum memulai berolahraga berat. Yakni makan makanan manis terlebih dahulu sebagai takjil saat berbuka puasa dan makanan berat dikonsumsi setelah berolahraga.Lantas, bagaimana jika berolahraga dilakukan setelah sahur atau pagi hari?Dokter lulusan Universitas Indonesia (UI) itu tidak melarangnya asalkan dilakukan dalam intensitas rendah. Gunanya agar cadangan energi dan cairan tubuh tetap terjaga hingga waktu berbuka puasa."Kombinasi antara intensitas rendah dan berat justru lebih baik lagi," ujar dokter yang pernah menangani Greysia Polii dan Apriyani Rahayu saat meraih medali emas Olimpiade Tokyo tersebut.Lebih lanjut Andhika menerangkan, kombinasi olahraga berat dan ringan sangat dianjurkan oleh orang yang berpuasa. Misalnya melakukan olahraga bersepeda menjelang berbuka puasa, dan melakukan olahraga sprint setelah berbuka puasa.Namun yang perlu diingat adalah harus memperhatikan kemampuan tubuh masing-masing orang. Dokter muda berusia 32 tahun itu juga memberikan tips untuk menjaga cadangan cairan dalam tubuh agar cukup sampai waktunya berbuka puasa."Jangan minum teh untuk sahur," pungkas pria yang juga menjabat sebagai Kepala Bidang Medis, Pengurus Besar Ikatan Sepeda Seluruh Indonesia (PB ISSI) tersebut. Andri Prasetiyo | Sleman, Yogyakarta .
Baca Juga :