Ramadan Bulan Bajik dan Bijak, Jangan Bodoh karena Pelonggaran Kebijakan Ramadan 2022

Ramadan Bulan Bajik dan Bijak, Jangan Bodoh karena Pelonggaran Kebijakan Ramadan 2022 (Foto Ilustrasi-Pixabay)
Ramadan Bulan Bajik dan Bijak, Jangan Bodoh karena Pelonggaran Kebijakan Ramadan 2022 (Foto Ilustrasi-Pixabay) (Foto : )
Sekedar berpantang makan dan minum dalam berpuasa, itu adalah permainan anak-anak. Demikian peringatan para penempuh jalan sufi.
Yang berat dari puasa adalah melawan dan mengendalikan semua nafsu. Keinginan dasar manusia yang selalu ingin menang dan senang dalam kesehariannya.Ramadan, 1 dari 12 bulan yang ada dalam kalender Islam, mendidik manusia yang mengimani adanya kewajiban ibadah puasa di dalamnya untuk selalu bajik dan bijak meladeni keinginan dan kebutuhan hidup yang tidak bisa lepas dari adanya hawa nafsu.Arti kata bajik dalam kamus kita adalah baik. Perbuatan yang mendatangkan kebaikan semacam keselamatan dan keberuntungan.Sementara kata bijak diartikan sebagai sifat yang selalu menggunakan akal budi. Sifat yang juga berarti pandai dan mahir.Manakala Ramadan disebut bulan bajik dn bijak pengertiannya adalah karena pada bulan Ramadan diwarnai dengan perbuatan-perbuatan baik berdasar akal dan budi.Adanya kebajikan dan kebijakan pada bulan Ramadan datang dari nilai-nilai ibadah puasa yang diamanatkan kepada para pelakunya yang mengimani kewajiban puasa Ramadan.Saat berpuasa, pelaku puasa Ramadan, dalam hal ini umat Islam, sejatinya harus unggul dalam perkara tingkah laku dan perbuatan yang baik dan berakal budi. Diantara mereka yang tidak puasa.Tidak bisa tidak. Sebab jika orang yang berpuasa Ramadan tidak bajik dan bijak dalam menjalankan ibadah dan ritual puasanya, orang itu dianggap melakukan perbuatan sia-sia. Ibadah puasanya batal dan gugur dari mewujudkan kewajiban dan pahala puasa.Salah satu hadits Rosulullah Muhammad SAW yang menegaskan bahwa ada kebajikan dan kebijakan pada orang berpuasa adalah hadits riwayat Abu Hurairah RA berikut ini.“Bila salah seorang dari kalian berpuasa, janganlah ia berkata keji dan bertindak bodoh. Jika sesorang memprovokasi atau memakinya, hendaklah ia menghindar dan berkata, ’Aku sedang berpuasa. Aku sedang berpuasa’.”Jangan berkata keji itu ciri orang bajik. Jangan bertindak bodoh itu ciri orang bijak. Kedua ciri ada pada orang yang sedang berpuasa. Apalagi puasa di bulan Ramadan.Tentang pesan hadits jangan bertindak bodoh ketika sedang puasa saat ini menjadi saat penting. Sejalan dengan anjuran pemerintah agar masyarakat tetap waspada dan disiplin terhadap prokes, mengingat sebaran Covid-19 di tahun kedua pada bulan Ramadan ini masih pada tahapan transisi menuju endemi.Bahwa wabah mulai melemah, virus corona sudah ada vaksin-nya dan pelonggaran protokol kesehatan mulai terjadi, kekhawatiran virus mengganas lagi tetap ada. Semuanya masih dalam proses pemulihan. Kewaspadaan tetap harus dijaga karena pandemi belum benar-benar selesai.Wajar pemerintah khawatir. Mengingat di bulan Ramadan sering terjadi konsentrasi kerumunan dan berkumpulnya orang. Dari mulai sholat tarawih berjamaah di masjid, acara buka puasa bersama, ramainya pasar dan pusat belanja, serta tradisi mudik dan kunjungan silaturahmi di hari raya Idul Fitri.Agar menjadi contoh masyarakat. Presiden Jokowi bahkan sampai melarang para pejabat dan pegawai pemerintahan melakukan buka puasa bersama dan open house. Hal itu ia sampaikan dalam keterangan pers virtual, Rabu (23/3), tentang Kebijakan PPLN (Pelaku Perjalan Luar Negeri) dan Panduan Protokol Kesehatan Ramadan dan Idul Fitri.Masyarakat perlu bijak menyikapi kebijakan kelonggaran yang pemerintah berikan di bulan Ramadan dan Idul Fitri tahun ini. Masyarakat tidak boleh terlena, kebablasan dan jadi terkesan bertindak bodoh melanggar protokol kesehatan yang sejatinya masih perlu dijalankan saat tarawih, mudik dan cuti bersama yang disibukan silaturahmi dan libur lebaran. Bijaklah maka bajik akan datang.Yusuf Ibrahim - Wapemred ANTV