Bulan Ramadan menjadi berkah tersendiri bagi perajin kolang kaling. Seperti yang dialami Nunur (47), salah seorang pengepul kolang kaling di Kampung Gunung Tanjung, Desa Gunung Tanjung, Kecamatan Gunungtanjung, Kabupaten Tasikmalaya.
Memasuki bulan Ramadan tahun ini, omzetnya naik drastis sekitar 80 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.Menurut Nunur, saking meningkatnya minat masyarakat terhadap kolang kaling pada bulan Ramadan ini, membuat bahan baku semakin berkurang khususnya di Wilayah Jawa Barat.Dirinya pun terpaksa harus mengorder bahan baku dari luar pulau Jawa, yakni dari beberapa daerah di Pulau Sumatera.“Untuk tahun ini Alhamdulillah permintaan banyak, cuman bahan baku kalau di wilayah Jawa Barat kurang. Saya ngambil dari luar Jawa, seperti dari Padang, Medan dan Palembang Sumatera. Kalau omzet naiknya bisa 80 persenan lebih lah jika dibandingkan sama tahun kemarin,” kata Nunur, Rabu (06/04/2022).Nunur mengaku, memperoleh bahan baku kolang kaling dari wilayah Sumatera sangat berdampak terhadap harga jual di Tasikmalaya.Pasalnya, dirinya harus menambah biaya operasional selama proses pengangkutan bahan baku.Selain jaraknya cukup jauh, juga saat ini bahan bakar minyak (BBM) jenis solar sedang langka, menjadikan ongkos kirim semakin tinggi.Sebab itu, harga jual kolang kaling pun ikut naik. Meski demikian, permintaan masih tinggi bahkan sampai dijual ke daerah Jawa Timur dan Jawa Tengah.“Dampak harga jual ada, biasanya ongkos dari Medan kan Sembilan juta, sekarang jadi sebelas juta. Karena kelangkaan solar, jadi harus nambah biaya. Otomatis harga jual kolang kaling pun naik juga. Harganya macam-macam ada yang sebelas ribu sampai tiga belas ribu per kilogramnya. Ini saya jual ke daerah Jawa Timur dan Jawa Tengah,” ucap Nunur. Deden Ahdani I
Tasikmalaya, Jawa Barat
Baca Juga :