Gula semut hasil produksi warga Dusun Mendongan, Desa Gondowulan, Kecamatan Kepil, Wonosobo, Jawa Tengah, menembus pasar ekspor hingga ke India dan Kanada.
Hasil produksinya pun mencapai 22 ton tiap bulannya, tak hanya ekspor ke luar negeri, gula semut buatan Wonosobo ini juga rutin dikirim ke dapur salah satu instansi pemerintah di Jakarta, tiap bulannya.Menurut salah satu produsen gula semut, Siti Mungawanah, ide untuk membuat gula semut ini, muncul ketika ia melihat potensi yang ada desanya, yakni banyak pohon kelapa yang kemudian diolah menjadi gula kelapa (gula merah) oleh petani lokal."Pembuatan gula semut ini, kami berdiri sejak 2016 lalu. Bermula karena melihat potensi kelapa disini sangat baik dan karena ini menjadi penghasilan satu-satunya bagi para petani. Maka kami mempunyai ide untuk merubah gula kelapa (gula merah) menjadi gula semut agar harganya naik," katanya.Siti juga menambahkan, dalam satu bulan produksi gula semut miliknya bisa mencapai 18 hingga 22 ton. Tak hanya itu, gula semut hasil produksinya sudah mengantongi sertifikasi dari Control Union (CU) hingga dapat menembus pasar ekspor ke India dan Kanada."Di tahun 2020 kami sudah bersertifikasi dari Control Union, dari usaha kecil-kecilan saya. Walaupun masih ikut sub ekspor, namun kami sudah bisa berhasil memproduksi 18 hingga 22 ton perbulan, sehingga gula semut kami sudah bisa tembus ekspor ke Kanada dan India. Sementara untuk pasar nasional, kami rutin mengirim ke dapur paspampres sebanyak 3 ton tiap bulanya," ungkapnya.Sementara, menurut suaminya Muh Na'Ngam gula semut ini berbahan baku dari gula kelapa yang diambil dari para petani yang sudah bermitra dengan koperasi produsen miliknya, ada 362 orang petani.Ratusan petani tersebut telah mendapatkan sertifikasi lahan, EU dan USDA dari CU, yang memastikan lahan tersebut memenuhi syarat karena lahan organik, sehingga gula cetak hasil produknya dijamin sehat karena tanpa bahan campuran."Yang jelas semua organik, sehingga gula cetak dari mereka jelas sehat karena organik tanpa bahan campuran apapun. Jika terdeteksi ada campuran maka tidak lolos uji untuk diekspor," ungkapnya.Wakil Bupati Wonosobo, Muhammad Albar, saat berkunjung ke lokasi pembuatan gula semut, Senin (28/03/2022) mengatakan bahwa usaha seperti ini harus terus dipupuk dan ditingkatkan, karena semangat ini bisa mendorong untuk maju, mandiri dan lebih berdaya saing sehingga kekompakan dan kebersamaan bisa mewujudkan harapan para anggota dan bermanfaat terhadap masyarakat umum."Karena ini sudah masuk pasar ekspor, jadi harus dipenuhi beberapa faktor, yaitu kualitas, kuantitas, kontinuitas dan komitmen. Sehingga gula semut yang aman dan sehat untuk siapapun ini lebih mendunia dan lebih digandrungi. Saya harap adanya perubahan dengan peremajaan dengan mengganti varian kelapa genjah entok," tegasnya. Ronaldo Bramantyo I
Wonosobo, Jateng
Baca Juga :