Masuki Panen Raya, Harga Jual Kopi Malah Anjlok

Masuki panen raya, harga jual kopi malah anjlok (antv / Andi Salani)
Masuki panen raya, harga jual kopi malah anjlok (antv / Andi Salani) (Foto : )
Dalam satu kali panen,  petani kopi harus mengeluarkan biaya perawatan yang cukup lumayan. Seperti pupuk, selain mahal,  pupuk juga susah didapat.
Memasuki panen raya di KabupatenOgan Komering Ulu Selatan (OKU Selatan), para petani mengeluhkan Harga jual biji kopi dikabupaten tersebut malah mengalami penurunan harga,Mutia salah satu petani kopi di Desa Mahanggin, Kecamatan Muaradua, OKU Selatan saat dibincangi, mengaku jika turunnya harga jual biji kopi ini cukup berat baginya .Apa lagi turunya harga, tepat saat masuk bulan petani kopi panen, hal ini membuat para petani bingung untuk mengembalikan biaya produksi yang dinilai cukup besar.“Sekarang harganya itu, dikisaran Rp 20 ribu/kilo. Itu harganya mulai turun februari ini, dari sebelumnya harga Rp 21 ribuan/kilo , ini sangat menyusahkan kami para petani.  Apalagi saat ini harga pupuk di pasaran yang sangat mahal dan susah di cari ,” ungkapnya kepada tim liputan antv Minggu (6/3/2022).Lanjutnya, turunnya harga jual biji kopi dari petani ini, cukup memberatkan petani. Karena akan kembali mengurangi penghasilan petani saat musim panen ini.[caption id="attachment_509470" align="alignnone" width="900"] Petani bingung untuk mengembalikan biaya produksi kopi (antv / Andi Salani) Petani bingung untuk mengembalikan biaya produksi kopi (antv / Andi Salani)[/caption]“Meskipun untuk saat ini, hasil panen kopi kami meningkat, kalo harganya turun kami susah. Apalagi kalo untuk biaya akomodasi kebun kopi kami ini sudah serba mahal dan susah,” ujarnya.Biaya perawatan obat racun rumput (herbisida) yang juga harganya cukup mahal. Belum lagi akomodasi transportasi, jasa angkut, dan sebagainya.“Kami beratnya, karna sekarang serba mahal. Minyak goreng saja sekarang mahal, hitunganya sekilo kopi kami ini masih nombok (keluar biaya lebih) untuk beli minyak goreng yang harganya ada Rp 25 ribu/kilo itu,” keluhnya.Sementara itu, Cik Han Kades Desa Mahanggin, tak menampik jika petani kopi diwilayahnya saat ini banyak yang menjerit dengan turunnya harga jual biji kopi ini.Karena jika dari kalkulasi hitungan biaya perawatan petani kopi ini memang sudah lumayan cukup mahal, dalam satu tahun tersebut.“Pupuk saat ini langka dan mahal, racun rumput juga mahal. Memang ini cukup berat untuk petani kopi diwilayah kita ini. Apalagi, desa Mahanngin ini hampir 80 persen penghasilan dari kebun kopi. Dalam musim panen ini, biasannya desa kita ini bisa menghasilkan lebih dari 100 ton kopi,” ujarnya.“ Harapan saya dan juga warga kita disini, pemerintah bisa mencarikan solusi kedepan. Agar harga jual biji kopi dari petani ini minimal bisa stabil, tidak anjlok.  Kemudian petani bisa lebih mudah mencari pupuk, tidak lagi langka dan mahal di OKU Selatan ini,” tambahnya .

Andi Salani | Oku, Sumatra Selatan