Reaksi Cepat AS Saat Indonesia Beli 42 Jet Rafale dari Perancis

Rafale Jet Tempur andalan Perancis sedang beraksi
Rafale Jet Tempur andalan Perancis sedang beraksi (Foto : )
Reaksi cepat AS saat Indonesia beli 42 Jet Rafale dari Perancis. Perancis diduga menjual Pesawat tempur canggih Rafale ke Indonesia sebagai balas dendam kepada Amerika Serikat.
Pengadaan jet tempur canggih Dassault Rafale buatan Prancis kepada Indonesia baru baru ini telah disepakati oleh Menteri Pertahanan RI, Prabowo Subianto dan Menteri Angkatan Bersenjata Republik Prancis, Florence Parly. Dalam kerjasama pengadaan alutsista tersebut, pemerintah Perancis sepakat untuk menjual 48 pesawat canggih generasi 4.5 Dassault Rafale kepada pemerintah Indonesia. Hal ini merupakan salah satu poin dari kerjasama antara Pemerintah Indonesia yang diwakili oleh Menteri Pertahanan RI, Prabowo Subianto dengan Menteri Angkatan Bersenjata Republik Prancis, Florence Parly saat membahas lebih mendalam terkait kerja sama alutsista Indonesia dan Prancis. Amerika Serikat langsung bereaksi secepat kilat ketika mengetahui Indonesia mencapai kesepakatan dengan Perancis untuk memborong 42 jet tempur Dassault Rafale pada Februari 2022. Dalam keterangan tertulis, Amerika Serikat langsung menawarkan pada pihak Indonesia 36 pesawat tempur superioritas udara Boeing F-15EX Eagle II. Tetapi langkah ini langsung menjadi sorotan dari berbagai media asing. Pasalnya, Amerika Serikat dianggap terlalu bereaksi cepat saat Indonesia memutuskan untuk melakukan kerja sama dengan Prancis melalui pengadaan pesawat tempur canggih Dassault Rafale. Penjualan jet Dassault Rafale milik Prancis ke Indonesia disinyalir sebagai ajang balas dendam Perancis kepada Amerika Serikat.   Masalah Penjualan Kapal Selam Perancis ke Australia Dikutip dari situs Avions Legendaires pada Selasa, 22 Februari 2022, ada yang menyatakan bahwa pengadaan 42 Jet tempur canggih Dassault Rafale buatan Prancis ke Indonesia adalah ajang balas dendam negara tersebut kepada Amerika Serikat. Amerika Serikat juga bereaksi sangat cepat setelah terjadi kesepakatan antara pemerintah perancis dan pemerintah Indonesia dalam pengadaan jet Dassault Rafale diberikan kepada TNI AU. Amerika Serikat terlihat kecolongan dan hanya dalam waktu 24 jam saja, Amerika Serikat sudah menawarkan kepada pihak Indonesia yaitu 36 pesawat tempur Boeing F-15EX Eagle II. Hal ini dinilai oleh media asing bahwa Joe Biden takut Indonesia kepincut dengan pesawat Jet Dassault Rafale dibandingkan membeli F-15EX milik mereka.  
Aksi Balas Dendam Perancis kepada Amerika Serikat Pengadaan jet Dassault Rafale ke Indonesia yang membuat Amerika meradang ini diduga sebagai aksi balas dendam dari Prancis. Sebelumnya Prancis pernah melakukan kerja sama pengadaan kapal selam untuk Australia pada tahun 2021 lalu. Akan tetapi Australia disebut mengkhianati Prancis pada saat proses pengadaan Kapal Selam akan dimulai. Perseteruan antara Prancis dan Australia memanas karena belakangan Australia memutuskan untuk tidak jadi membeli kapal selam bertenaga diesel dari Prancis. Pemerintah Australia memutuskan untuk membatalkan pembelian kapal selam bertenaga Diesel dari Prancis tanpa memberikan alasan yang jelas. Sebagai gantinya, Australia malah mendatangani pakta AUKUS bersama Amerika Serikat. Dan sebagai imbalannya, negari Kanghuru tersebut mendapatkan kapal selam bertenaga nuklir dari Amerika Serikat. Kenyataan inilah yang membuat banyak pihak menuding bahwa proyek pengadaan jet Dassault Rafale saat ini merupakan ajang balas dendam Prancis kepada pembatalan pembelian kapal selam yang diduga disebabkan oleh Amerika Serikat tersebut. Namun kerjasama yang ditanda tangani oleh Menteri Pertahanan RI, Prabowo Subianto dengan Menteri Angkatan Bersenjata Republik Prancis, Florence Parly tidak hanya soal pembelian 42 pesawat Rafale. Kerjasama antara Pemerintah Indonesia dan Perancis dalam pengadaan alutsista juga mencakup berbagai sektor. Menurut Menteri Angkatan Bersenjata Republik Prancis Florence Parly, pilihan Indonesia menggunakan Pesawat Rafale adalah wujud kepercayaan kepada Prancis dan membuktikan bahwa kemitraan strategis kedua negara sangat kuat dan dinamis. "Prancis bertekad mendukung secara aktif program-program strategis besar Indonesia dan mendukung pengembangan industri pertahanan Indonesia yang solid," tutur Parly dalam kesempatan yang sama. [caption id="attachment_508483" align="alignnone" width="900"]Reaksi Cepat AS saat Indonesia Beli 42 Jet Rafale dari Perancis Pemerintah Indonesia mengalihkan sasarannya untuk mendapatkan pesawat tempur canggih generasi 4.5 dari Perancis. Dassault Rafale saat ini juga masih menjadi andalan dari angkatan udara Perancis baik untuk pesawat tempur angkatan udara maupun pesawat tempur angkatan laut Perancis yang ditempatkan di kapal induk. (Foto : Dassault Rafale)[/caption] Selain pembelian pesawat tempur, kerjasama kedua negara juga terjalin di bidang research and development kapal selam antara PT PAL dengan Naval Grup, MoU kerjasama Program Offset dan Training Of Trainer (ToT) antara Dassault dan PT Dirgantara Indonesia (DI), MoU kerjasama di bidang telekomunikasi antara PT LEN dan Thales Group dan kerja sama pembuatan amunisi kaliber besar antara PT Pindad dan Nexter Munition. "Penanda tanganan kontrak antara Indonesia dan Prancis yang baru saja dilaksanakan ini merupakan tahap penting dalam proses pengadaan alutsista Indonesia, dan Prancis berharap kontrak kerja sama ini dapat diaktifkan sesegera mungkin,” kata Parly menegaskan.