Seorang pelajar SMP Negeri 1 Gedangsari, Gunungkidul, Yogyakarta, berinisial N, mengalami tindak kekerasan dari seorang gurunya di sekolah tersebut.
Saat dikonfirmasi, Bagian Kesiswaan SMPN 1 Gedangsari, Wiyanto, tak menampik adanya kejadian pada Selasa (15/02/2022) lalu itu. Bahkan Wiyanto menyebut kejadian itu merupakan ketidaksengajaan."Si anak itu kesampluk (terpukul tidak sengaja) tangan wali kelasnya itu," kata Wiyanto, Jumat (18/02/2022).Peristiwa tersebut bermula saat N diminta oleh S (wali kelasnya), datang ke sekolah untuk mengerjakan try out ASPD. Yakni Assesment Standar Pendidikan Daerah) susulan.Menurut Wiyanto, seharusnya N mengikuti try out susulan pada Jumat (11/02/2022) lalu. Saat dihubungi, N sudah menyatakan akan hadir, namun ternyata yang bersangkutan tidak terlihat datang ke sekolah."Dan baru Selasa kemarin N datang dan mengerjakan try out didampingi S di perpuatakaan," tutur WiyantoWiyanto menjelaskan, usai mengerjakan soal, S menanyakan kepada N terkait ketidakhadirannya sekaligus memberi nasehat."Namun N justru tidak memberi tanggapan baik saat dinasehati," katanya.Mungkin karena emosi sesaat, lanjut Wiyanto, S melayangkan tangan ke bagian mulut N, dengan tujuan agar muridnya tersebut diam.Meski dengan spontan N sempat menangkis, namun tetap saja terkena hingga mengakibatkan wajahnya terluka."Usai kejadian itu, S langsung minta maaf, disaksikan guru lain yang jadi penengah," imbuh Wiyanto.Terpisah, saat ditemui, N mengaku sempat mendapatkan pukulan beberapa kali dengan kepalan tangan."Saya gak habis pikir kenapa beliau tega, meski saya sudah mengakui kesalahan," kata N.N mengisahkan, awalnya sudah ijin 2 hari absen, namun tidak hadir ke sekolah 3 hari. Bahkan ia tak datang saat pengambilan foto untuk ijazah, dengan alasan kesiangan.Meski masih kesal jika mengingat kejadian tersebut, N menerima permintaan maaf dari wali kelas dan sekolah.Sementara, Kepala SMPN 1 Gedangsari, Mursinah, menjelaskan, setelah peristiwa tersebut, orang tua N mendatangi sekolah. Tujuannya untuk minta pertanggungjawaban pihak sekolah."Kami lakukan mediasi antara S dan keluarga N, yang disaksikan juga oleh perangkat setempat dan Bhabinkamtibmas," kata Mursinah.Hasil dari mediasi tersebut, kedua pihak menyepakati permasalahan ini selesai secara kekeluargaan dan damai, yang dinyatakan melalui surat pernyataan."Yang pasti S sudah kami panggil klarifikasi, sekaligus kami lakukan pembinaan, agar tidak lagi ada kejadian serupa," tandas Mursinah. Lucas Didit | Gunungkidul, DIY
Baca Juga :