Melonjaknya harga Kacang Kedelai dalam dua bulan terakhir seakan seperti memakan buah Simalakama bagi Produsen Tempe dan Tahu se-Indonesia.
Naiknya harga kacang kedelai impor dalam kurun waktu dua bulan terakhir membuat para pengrajin tahu dan tempe harus berfikir ekstra agar usahanya terus berlanjut.Untuk harga kedelai impor sendiri per hari ini Kamis (17/7/2022) telah mencapai Rp12.000 per kilonya, harga ini lebih mahal bila dibandingkan dua bulan lalu yang hanya sebesar Rp9000.Penyebabnya antara lain karena selain pandemi, mahalnya harga kedelai juga terjadi akibat pelemahan nilai tukar rupiah, faktor alam, dan juga isu global.Salah satu contohnya ialah ketika China yang secara besar-besaran impor kedelai dari Amerika dan juga Brazil serta Argentina yang gagal panen menjadi salah satu faktor melambungnya harga kedelai yang masuk ke Indonesia.Dampaknya ketika pasokan kedelai di Indonesia sedikit sedangkan permintaan dan kebutuhan meningkat, secara teori tentunya tidak menutup kemungkinan harga kedelai ikut melonjak.Terlebih di Indonesia tempe dan tahu merupakan makanan kedua setelah nasi yang wajib dihidangkan di meja makan.Menurut Sumiati selaku Produsen Tahu di wilayah Mampang Prapatan Jakarta Selatan, sejak dua bulan lalu pabrik miliknya telah mengalami kerugian yang cukup besar."Jadi kita tuh rugi 20% tapi kita bertahan". kata produsen tempe ini.Ia melanjutkan, alasannya tetap bertahan meski posisinya tidak dalam keadaan baik adalah karena ia mempunya sisi manusiawi yang tidak tega apabila karyawannya harus kehilangan pekerjaan dan mata pencaharian.Untuk itu ia mencoba memodifikasi tahunya menjadi sedikit ramping untuk menekan biaya produksi, sehingga biaya pembuatan pun dapat diimbangi oleh naiknya harga kedelai.Namun hal tersebut tidaklah secara penuh membantu meringankan biaya produksi, pasalnya menipiskan atau mengurangi volume tahu itu tidak mudah seperti kita membelah pisang yang secara utuh akan terbelah menjadi dua.Menipiskan bagian tahu akan mempunyai resiko tersendiri, dimana bila terlalu tipis akan membuat tekstur tahu menjadi hancur dan malah akan menimbulkan kerugian karena tidak laku terjual.Tentunya ini akan menjadi buah simalakama bagi para produsen rumahan seperti Sumiarti.Untuk harga tahu sendiri, saat ini ia belum menaikan harga, masih dijual sebesar Rp35.000 perpapannya.Namun menurutnya, ia baru akan menaikan harga sebesar Rp7000 atau 20% lebih tinggi dari sebelumnya, setelah ia dan beserta produsen tahu lainnya melakukan aksi mogok produksi selama tiga hari.Aksi mogok produksi tahu dan tempe direncanakan akan berlangsung pada tanggal 20 hingga 23 Februari 2022 mendatang dengan diikuti oleh para produsen tahu dan tempe se luruh Jabodetabek.Tujuan dilakukannya aksi mogok ini ialah agar pasar memahami kondisi para produsen saat ini dan juga berharap nantinya harga kacang kedelai dapat turun dengan stabil seperti sedia kala. Doni Permana - Mahendra Dewanata
Baca Juga :