Banjir Masih Genangi Tiga Desa di Cirebon, 908 Warga Terdampak

banjir cirebon
banjir cirebon (Foto : )
Banjir masih menggenangi tiga desa di wilayah Cirebon, Jawa Barat hingga hari ini, Senin (31/1/2022). Sebanyak 908 warga terdampak akibat banjir ini.
Banjir masih menggenangi tiga desa di wilayah Kecamatan Lemahabang, Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Barat. Peristiwa ini berlangsung sejak Minggu sore (30/1/2022), pukul 17.00 WIB. Tidak ada laporan korban jiwa atau pun warga  cedera akibat kejadian tersebut.Melansir keterangan BNPB, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Kabupaten Cirebon melaporkan tinggi muka air atau genangan masih teridentifikasi di tiga desa, yaitu Desa Lemahabang sekitar 40 cm, Karangsuwung 20 – 30 cm dan Sigong 10 – 20 cm. Warga terdampak yang tersebar pada ketiga wilayah sebanyak 342 KK atau 908 jiwa. BPBD juga mencatat sebanyak 155 jiwa berada di pengungsian. Selain berdampak pada warga, banjir menggenangi 209 unit rumah.Banjir tiga desa ini terjadi setelah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat serta berangsur lama sehingga debit air Sungai Singaraja meluap. Tinggi muka air tercatat 20 hingga 120 cm saat kejadian berlangsung.Penanganan darurat dikoordinasikan oleh BPBD setempat dengan melibatkan unsur terkait, seperti dari TNI, Polri, PMI, aparat desa yang terdampak banjir. Aparat desa dari Lemahabang dan Karangsuwung sudah mendapatkan pelatihan penanggulangan bencana karena desa ini termasuk desa Tangguh bencana (destana). Di samping upaya pendataan dan evakuasi, BPBD dan unsur tersebut mendistribusikan bantuan berupa matras, selimut dan makanan siap saji.Melihat prakiraan cuaca pada hari ini (31/1/2022) dan esok (1/2/2022), pemerintah daerah dan masyarakat diimbau untuk waspada dan siap siaga. Terpantau pada siang hari ini, wilayah Kecamatan Lemahabang masih berpeluang hujan sedang hingga hujan petir, sedangkan esok hari juga masih berpeluang hujan sedang.Masyarakat perlu mewaspadai potensi banjir susulan, khususnya di tiga desa yang masih dilanda banjir hingga hari ini. Pemerintah daerah diharapkan tetap menyiagakan personel maupun peralatan yang dibutuhkan untuk penanganan darurat, maupun tempat yang dapat digunakan sebagai tempat evakuasi sementara dengan memperhatikan protokol kesehatan.