Miris, Bayi Kelainan Paru-Paru Butuh Biaya Pengobatan, 7 Hari Tertahan di Rumah Sakit

Miris, Bayi Kelainan Paru-Paru Butuh Biaya Pengobatan, 7 Hari Tertahan di Rumah Sakit (Foto Istimewa)
Miris, Bayi Kelainan Paru-Paru Butuh Biaya Pengobatan, 7 Hari Tertahan di Rumah Sakit (Foto Istimewa) (Foto : )
Miris, seorang ibu rumah tangga bernama Risma Novita Yuana di Bandung Jawa Barat harus mengalami kesedihan yang mendalam. Sebab sejak melahirkan buah hatinya, ia tidak dapat segera memeluk dan menyusui anaknya.
Bayi laki-laki yang baru saja dilahirkan itu langsung dipisahkan dari sang Ibu ke ruang perawatan khusus.“Pas pemeriksaan saat masih di dalam kandungan, dokter di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung menyatakan bahwa ada cairan dalan paru-paru bayi. Diagnosa dokter juga bilang ada tumor. Nah ini sudah lahir, dokternya bilang ada kelainan pada paru-paru bayi yang bisa menyebabkan kematian. Sejak lahir tidak bisa saya peluk dan kasih ASI,” beber Novita dengan kesedihan yang mendalam.Sudah 7 hari ini sejak dilahirkan pada tanggal 22 Januari 2022 lalu. Sang bayi laki-laki yang sudah diberi nama Muhammad Rizal Febrianto ini masih menjalani perawatan khusus di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung.Donny Febrianto, ayah dari sang bayi mengaku kesulitan biaya pengobatan. Sebab penyakit sang buah hati yang terbilang jarang terjadi, belum langsung dapat ditanggung oleh biaya dari BPJS.“Rumah sakit bilang ini BPJS-nya belum cover karena penyakit langka. Jadi kami harus mencari biaya sendiri,” terang Donny Febrianto kepada antvklik.com , Jumat (28/1/2022).Donny Febrianto mengaku kehilangan pekerjaan karena terdampak pandemi Covid-19. Sehingga untuk menafkahi keluarga, ia bekerja serabutan termasuk menjadi buruh lepas.Saat rumah sakit memberi perkiraan biaya pengobatan Rp 50 juta lebih, Febrianto mengaku tak sanggup membayar sebanyak itu.“Perkiraan biaya pengobatanRp 50 juta, bisa juga lebih, karena sampai saat ini bayi masih belum bisa pulang. Saya hanya bisa berharap ada bantuan,” ratap Febrianto.Febrianto dan istri menjadi lemas sejak mendapatkan penjelasan dari rumah sakit bahwa BPJS belum bisa menanggung biaya pengobatan sang buah hati. Keduanya hanya bisa berharap bantuan untuk pengobatan anak mereka yang ketiganya ini.“Ini anak yang ketiga. Saat ini masih dalam perawatan di RS Hasan Sadikin Bandung. Besar harapan dari saya dan istri, Kementrian Sosial bisa meringankan beban yang kami alami saat ini apapun bentuknya. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih,” harap Febrianto.