Jelang Perayaan Imlek, Dewa–Dewi Mandi Air Teh

Jelang perayaan Imlek, Dewa – Dewi mandi air teh (antv / Zainal Azhari)
Jelang perayaan Imlek, Dewa – Dewi mandi air teh (antv / Zainal Azhari) (Foto : )
Pengurus Klenteng Hok An Kiong mengatakan, prosesi pembersihan Rupang atau patung dewa-dewi ini rutin dilakukan jelang Tahun Baru Imlek, Tapi kenapa harus dengan air teh ?
Dalam rangka menyambut Tahun Baru Imlek, warga keturunan Tionghoa mulai melakukan berbagai persiapan.Seperti yang terlihat di salah satu klenteng tertua di kota Surabaya yaitu Tri Dharma TITD Klenteng Hok Ang Kiong.Sejak pukul 5 Rabu (26/1) pagi Patung dewa-dewi yang ada di Klenteng yang berlokasi di Jalan Coklat nimer 2 , Surabaya ini mulai dibersihkan.Menurut Ida Trilaksanawati, pengurus Klenteng Hok An Kiong, kegiatan ini rutin dilakukan menjelang tahun baru Imlek.“Saat dewa-dewi naik ke Nirwana merupakan waktu yang tepat untuk pembersihan karena Rupang (patung dewa : red) sudah dalam keadaan kosong,” terang Ida.Ritual pembersihan patung dilakukan dengan cara menyemprot air teh terlebih dahulu ke seluruh bagian patung.Penyemprotan air teh ini dilakukan untuk  untuk merontokkan kerak yang menempel di sekujur patung.Selanjutnya, ratusan rumpang ini dibersihkan satu persatu dengan kuas dan sikat untuk menghilangkan debu yang menempel.Lalu, ratusan rumpang yang sudah dibersihkan dibilas dengan air bunga mawar dan melati.[caption id="attachment_506070" align="alignnone" width="900"] Patung-patung yang sudah dibersihkan (antv / Zainal Azhari)
Patung-patung yang sudah dibersihkan (antv / Zainal Azhari)[/caption]“Menurut masyarakat Tionghoa pembersihan patung cukup dilakukan dengan menggunakan air  teh. Namun karena bercampurnya tradisi dengan tradisi Jawa maka ditambah dengan air bunga mawar dan melati,” tambah Ida.Tahapan akhir, patung yang sudah dikeringkan tadi dipakaikan baju khusus dengan dominasi warna merah, lalu diletakkan di tempat semula.Dalam kepercayaan Tionghoa, ritual pembersihan Rupang dewa dan dewi dipercaya akan mendapatkan kebaikan untuk umat manusia.Sedangkan, secara spiritual, masarakat Tionghoa menyebut, prosesi membersikan patung sebagai bentuk penyucian diri. Zainal Azhari | Surabaya, Jawa Timur