Akibat krisis air ini, warga terpaksa harus membeli air untuk memenuhi keperluan sehari-hari mereka. Hal ini sangat memberatkan warga, lantaran mereka harus membayar air seperti saat air normal, namun tetap mengalami krisis air terus menerus.
“Ya air kan pakainya banyak, jadi setiap hari beli saya keberatan gitu. Kadang-kadang dikasih sama orang atau tetangga,” ujar Suharti.
“Sepikul air itu Rp 8.000, ya 2 dirijen. Nah itu paling cuma buat mandi doang, apalagi kalau keluarganya banyak, anak-anaknya itu mah sebentar doang habis,” keluh Janatin.
“Kita karena 4 hari 5 hari ya (mati) banyak anak-anak yang sampai kekurangan air kan ada yang kena diare karena kan susah air bersih, terus kita beli pun airnya keruh,” tutur Dwi.
Baca Juga :