Ada dua bendung besar di Sungai Serayu, tepatnya satu bendungan dan satu bendung. Pertama Bendungan Pangsar Soedirman, atau dikenal Waduk Mrican di Kecamatan Wanadadi, Kabupaten Banjarnegara. Waduk ini mengaliri area persawahan di Kabupaten Banjarnegara dan Purbalingga, serta menghasilkan listrik 184,5 Megawatt. Lalu ada Bendung Gerak Serayu, di antara Kecamatan Rawalo dan Kebasen, Kabupaten Banyumas. Bendung yang dibangun tahun 1996 ini untuk mengaliri areal persawahan di Kabupaten Banyumas dan Cilacap.
Menjadi Muara Sejumlah Sungai Serayu menjadi muarai Sungai Klawing di Kabupaten Purbalingga. Sungai ini sempat terkenal, karena di dalamnya banyak terdapat bahan batu akik mendunia, yakni nagasui atau bloodstone. Lalu di Kabupaten Banyumas ada Sungai Logawa yang bermuara di aliran Serayu Kecamatan Patikraja, dan Sungai Tajum di Kecamatan Rawalo. Pertemuan dengan Sungai Tajum inilah tempat ditemukan jasad Handi Saputra. Sumber Perekonomian Warga Sekitar
Dari hulu, keberadaan sungai selalu memberi manfaat bagi warga sekitar. Sungai Serayu dimanfaatkan mulai dari penangkapan ikan, irigasi, sumber energi listrik, hingga wisata. Di Kabupaten Banjarnegara, ada rafting Serayu, dan sempat beberapa kali menggelar event Internasional. Warga di daerah hulu menambang batu, dan daerah hilir ada penambangan pasir, semua dilakukan secara tradisional. Diabadikan Lewat Lagu Jika anda tiba di Stasiun Kereta Api Purwokerto, akan disambut lagu "Di Tepinya Sungai Serayu" sebuah lagu berirama keroncong yang menggambarkan keelokan sungai ini, diciptakan oleh Soetedja. Nama lengkapnya, Raden Sutedja Purwodibroto adalah komponis legendaris, asli Purwokerto, kelahiran 1909, sempat sekolah di Konservatori Musik Roma, Italia.
Baca Juga :