Haris Azhar penuhi panggilan penyidik Direktorat Reskrimum Polda Metro Jaya untuk mengklarifikasi konten yang diunggah di akun YouTube-nya, Senin
"Apa yang saya bahas di YouTube itu seharusnya diselesaikan oleh negara. Terbukti ya, apa yang kita bahas di Papua itu soal praktek bisnis, soal kekerasan, bahkan polisi pun jadi korban," ucap Haris.
Haris meminta negara lebih baik mengatasi konflik kekerasan yang terjadi di Papua agar tidak menambah korban dan menjadi damai, dari pada mempidanakan dirinya.
"Dari pada pidanain saya, lebih baik penguasa di Republik ini segeralah urus di Papua bagaimana supaya damai, supaya tidak ada kekerasan, tidak ada korban. Yang jadi korban tentara sama polisi. ASN nya, pejabat pemerintah juga jadi korban," tambah Haris.
Selain itu, Haris juga menyebut telah memiliki banyak bukti-bukti dokumen mengenai konten yang dibahas di akun Youtubenya. Namun Haris enggan menyebut bukti apa saja yang dimiliki ketika ditanyakan oleh tim antvklik.com.
Perseteruan Haris Azhar dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan berawal dari konten YouTube milik Haris Azhar.
Dalam konten youtube tersebut Haris Azhar dan Fatiyah Maulidiyanti menampilkan diskusi dengan judul "Ada Lord Luhut Dibalik Relasi Ekonomi-Ops Militer Intan Jaya".
Dalam video konten disebutkan bahwa adanya temuan dari sejumlah organisasi masyarakat mengenai bisnis petinggi TNI AD di balik bisnis tambang emas atau rencana eksploitasi blok Wabu di Kabupaten Intan Jaya, Papua.
Nugroho Dendy dan Jon Bosco I Jakarta.
Baca Juga :