Tim peneliti Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia berhasil membuat terobosan, mengolah limbah masker menjadi bahan bakar sejenis minyak tanah yang bisa dipergunakan untuk kebutuhan rumah tangga.
Pandemi covid-19 yang berkepanjangan membuat penggunaan masker juga semakin meningkat. Namun kondisi ini menimbulkan ancaman baru bagi lingkungan, karena limbah masker bekas makin hari kian membludak.Berangkat dari keprihatinan itu, empat mahasiswa Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia Yogyakarta berinovasi menyulap limbah masker menjadi bahan bakar minyak atau bio oil.Masker bekas pakai yang telah diberi disinfektan diproses dengan metode pirolisis atau pemanasan dengan suhu 500 derajat celcius.Satu kilogram masker bekas bisa diolah menjadi 500 hingga 600 mililiter bahan bakar minyak.Dari hasil uji laboratorium, bio oil yang dihasilkan setara dengan minyak tanah dan bisa dipakai untuk keperluan rumah tangga.https://youtu.be/ZVkfqPwhV5UDekan Fakultas Teknologi Industri (FTI) Universitas Islam Indonesia Prof. Dr. Ir. Hari Purnomo menjelaskan, tim peneliti FTI baik masker medis maupun nonmedis bahkan plastic bekas penampung “abab” atau hembusan pada tes GeNose menjadi minyak.“Untuk limbah masker hasilnya cukup menggembirakan, minyak yang dihasilkan pada kisaran 60% dari berat limbah,” katanya.Selain menjadi minyak, pada skala pemanasan yang berbeda, dapat dihasilkan “benda padat” yang dapat dimanfaatkan untuk campuran pembuatan beton atau batako dan bahkan campuran plastic.Saat ini tim peneliti tengah mengembangkan untuk menjadikan bahan bakar dari limbah masker ini menjadi bbm untuk kendaraan.Jika dengan perlakukan yang lebih spesifik, minyak yang dihasilkan dapat sekualitas dengan premium bahkan Pertalite. Andri Prasetiyo | Sleman, Yogyakarta
Baca Juga :