Kolaborasi jadi satu kata kunci dalam penanggulangan Covid-19. Pandemi yang menekan berbagai sektor tidak hanya kesehatan dan perekonomian menjadi tantangan untuk diselesaikan. Kondisi ini terasa sulit diatasi bila semua pihak bekerja secara parsial.
Sebagai cikal bakal semangat kolaborasi, bangsa Indonesia memiliki jiwa gotong royong dan solidaritas tinggi.Jiwa ini mendorong masyarakat bergerak secara organik, berupaya meringankan beban sesama, berdampingan dengan bantuan serta dukungan yang disalurkan oleh pemerintah.Sesuai arahan Presiden Joko Widodo, solidaritas harus diperkuat dalam penanganan Covid-19.Sinergitas antar kementerian, Pemerintah Daerah, masyarakat, juga para pelaku bisnis, harus terus ditingkatkan.Pemerintah, selain memberikan bantuan sosial kepada masyarakat, dapat berperan sebagai hub atau penghubung.Artinya, mempertemukan pihak yang memiliki sumber dana, dengan pihak dengan aset sumber daya manusia, untuk kemudian mengatur gerakan bersama menyalurkan bantuan sesuai klaster-klaster yang memerlukan.Hal ini ditegaskan Deputi Bidang Koordinasi Revolusi Mental, Pemajuan Kebudayaan dan Peningkatan Olahraga Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (RMPKPO Kemenko PMK), Didik Suhardi dalam Dialog Virtual Kabar Kamis Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9) - KPCPEN, Kamis (16/9/21).Dalam hal pemberian bantuan sosial, menurut Didik, secara total pemerintah telah menyalurkan sekitar Rp3,5 triliun bantuan bagi masyarakat terdampak.Pihaknya saat ini juga tengah berupaya keras memberikan bantuan masker bagi masyarakat yang membutuhkan.“Pemberian bantuan akan terus ditingkatkan, mengingat kita belum tahu kapan pandemi akan berakhir. Solidaritas dan semangat berusaha juga harus terus dijaga untuk meringankan persoalan masyarakat. Dengan demikian, diharapkan mereka akan mampu secara perekonomian dan memiliki ketahanan keluarga,” tegas Didik.Selama pandemi, kolaborasi terus bergulir dengan skala yang lebih besar, digalang baik oleh pemerintah maupun masyarakat dan menjadi kekuatan berharga dalam membantu mereka yang terdampak Covid-19.Saat yang sama, CEO Rumah Zakat (Nur Effendi), Co-Founder & CEO Kitabisa.com (Alfatih Timur), dan Penggagas Hope Foundation atau Yayasan Dunia Kasih Harapan (Janna S. Joesoef) menjelaskan beragam gerakan kolaborasi yang telah dilakukan untuk berbagi dengan masyarakat.Menurut Nur Efendi, gerakan Rumah Zakat fokus kepada 4 sektor, yakni pemberian informasi positif dan jelas tentang Covid-19, bantuan kesehatan, sosial, serta ekonomi.Sebagai realisasinya, mereka telah melakukan kegiatan seperti pemberian santunan dan beasiswa kepada sekitar 45 ribu anak yang kehilangan orang tua karena pandemi, bantuan sarana kesehatan dan fasilitas isolasi, ambulan gratis, pendampingan dan gerakan borong UMKM, serta pendampingan bagi petani untuk memperkuat ketahanan pangan.Ia menjelaskan, untuk menjadi relawan, dapat mengakses situs Rumah Zakat dan mengisi formulir pendaftaran, atau langsung mendatangi cabang Rumah Zakat terdekat.Kitabisa.com, jelas Alfatih, menjadi platform penyaluran inisiatif masyarakat untuk pemberian bermacam bantuan, termasuk menggalang bantuan untuk respon darurat. Pihaknya juga memastikan bantuan tersebut terlaksana dengan baik dan jelas melalui verifikasi, dokumentasi, juga pemantauan dari laporan implementasi di lapangan.“Otot solidaritas kita untuk tolong-menolong sangat kuat,” tutur Alfatih.Ia menambahkan, “Pandemi bisa melahirkan kesedihan, tapi juga memunculkan harapan, solidaritas, dan kebaikan hati. Platform digital dapat mengamplifikasi hal-hal baik dan optimisme ini kepada khalayak luas.”Sedangkan Yayasan Dunia Kasih Harapan, menurut Janna sebagai penggagasnya, telah melakukan banyak kolaborasi dengan UMKM dan produsen lokal, seperti pembuatan gelang dan masker dari sisa tekstil, serta sepeda sebanyak lebih dari 800 unit.Hasil penjualan produk-produk tersebut disalurkan kepada masyarakat terdampak, para pekerja harian di dunia kreatif, atau sebagai dukungan kepada Tenaga Kesehatan. Pihaknya juga melakukan penggalangan dana dan membagikan makanan jadi kepada yang membutuhkan.Janna menjelaskan, kolaborasi dengan badan-badan di daerah juga dilakukan agar bantuan dapat tepat sasaran dan mencapai wilayah terpencil.Penyaluran bantuan yang tepat sasaran, transparan, akuntabel, dan sesuai kebutuhan, selalu menjadi prioritas.Guna mengoptimalkan hal ini, keempat narasumber sepakat bahwa kolaborasi sangat penting untuk pembagian peran.Dengan demikian, kekuatan gerakan baik dapat semakin besar dan berjalan bersama, namun tidak terjadi tumpang tindih di lapangan.
Baca Juga :