Cerita Sarah Azhari, Sembuh dari Covid-19 Lalu Rilis Single Baru di AS

sarah azhari voa
sarah azhari voa (Foto : )
Artis Indonesia Sarah Azhari yang tinggal di Los Angeles, Amerika Serikat, sejak 2011, mengaku pernah tertular Covid-19 pada awal 2021 lalu. Saat itu Sarah harus menjalani isolasi mandiri di bawah pengawasan ketat tenaga medis. Ia harus merawat sendiri kesehatan dengan obat-obatan dan vitamin, jauh dari keluarga dan teman-teman dekatnya di Los Angeles. Keluarga di Jakarta pun cukup cemas dengan kondisi Sarah saat itu. Namun, setelah karantina beberapa minggu akhirnya Sarah dinyatakan sembuh dan pulih kembali. Setelah dinyatakan sembuh, Sarah kembali aktif sebagai pekerja seni. Menurutnya. jika tertular virus itu, jangan langsung panik. "Misalkan kita positif Covid, jangan panik, karena semakin kamu panik maka kamu akan semakin sakit, karena itu yang saya alami," kata Sarah. Ia pun merasa prihatin dengan pandemi di negeri Paman Sam yang sempat memburuk pada awal 2021. Di saat bersamaan,  Sarah juga mengamati kondisi di tanah air Indonesia saat ini yang juga masih berjuang mengatasi pandemi yang sama. Adik dari aktris senior Ayu Azhari ini kemudian mengajak para penyintas Covid-19 untuk semangat dan bangkit. Oleh karena itu tercetuslah ide untuk merilis single lagu berjudul Dance to Survive.

Semangat untuk Korban Covid-19

Seperti dilansir VOA, Sarah mengatakan, singlenya dapat memberi semangat kepada para korban Covid-19. Aktris yang menjadi idola dalam berbagai sinetron televisi di tahun 1990an ini ingin musik yang membuat orang bahagia dan jangan membuat tambah sedih. Apalagi Sarah mengaku saat terjangkit Covid-19, kondisinya cukup parah. "Sesuatu yang bikin kita panik akan bikin kita tambah sakit, sesuatu yang bikin kita bahagia bikin kita lupa akan segalanya dan imunitas kita akan naik, itu pengalaman pribadi saya," katanya. Teman dan sahabat terdekatlah yang mengingatkan Sarah untuk berpikiran positif and semangat ketika terjangkit virus itu. Ia diminta menonton program televisi yang lucu-lucu, mendengarkan lagu gembira, semua yang bikin semangat untuk bergerak dan untuk sembuh. "Alhamdulillah aku bisa melewatinya," ujarnya. Sementara pencipta lagu Dance to Survive, Beth Bella, yang juga adalah seorang penyanyi di Amerika merasa lagu ini cocok sekali untuk Sarah. "Ketika saya berbicara dengan Sarah tentang Dance to Survive, dia ingin lagu yang gembira, orang bisa menari, didengarkan pada saat musim panas. Lagu ini kami tulis supaya orang tahu bahwa kita semua adalah penyintas dan kita semua bersyukur masih diberikan kehidupan," kata Bella yang tinggal di Minneapolis, Minnesota.

Dirilis di YouTube

Sarah berkolaborasi dengan produser musik internasional di Los Angeles, Frank Carrozzo. Frank sendiri dikenal berpengalaman bekerja sama dengan musisi dan penyanyi dunia seperti Ed Sheeran, The Game, A$AP Ferg dan juga Chris Brown. "Bekerja sama dengan Sarah untuk “Dance to Survive” tentunya hal yang sangat menarik karena Sarah bukan sekedar penyanyi biasa. Dia punya keahlian dan punya pengetahuan bagaimana suara vokal seharusnya, ini bagus sekali," kata Frank Carrozzo. Frank yang juga pemilik perusahaan label internasional Goat Records berharap, single ini akan mendapat sambutan baik dalam panggung pertunjukan langsung, klub disko, atau dimana saja. Namun semua itu tentu masih menghadapi  tantangan besar mengingat pandemi Covid-19 yang terus merajalela. Platform digital dipilih untuk merilis lagu ini. Sarah memperkenalkan lagu Dance to Survive di akun YouTube-nya. Strategi merilis lagu lewat media sosial juga mendapat banyak tanggapan baik. Banyak para penggemar Sarah yang mengirim video-video pendek mereka sedang menari dan berjoget diiringi lagu Dance to Survive. ” Tanggapannya seru sekali, karena waktu itu saya juga sempat bilang di media sosial, kalau kalian dance atau apa, text dan share ke saya. Nanti saya upload dan masuk ke feed akun Instagram saya. Dan Alhamdulillah ada banyak yang kirim video lucu-lucu," kata Sarah. Rencananya single Dance to Survive ini akan dirangkumkan dalam bentuk proyek album musik. VOA Indonesia