Inilah 6 Pemimpin Sekte yang Membunuh Atas Nama Tuhan, Salah Satunya PSK

Inilah 6 Pemimpin Sekte yang Membunuh Atas Nama Tuhan, Salah Satunya PSK (Foto Dok. Istimewa)
Inilah 6 Pemimpin Sekte yang Membunuh Atas Nama Tuhan, Salah Satunya PSK (Foto Dok. Istimewa) (Foto : )
Dunia tidak selalu indah dan adil, hidup tak selalu berjalan sesuai kehendak. Di planet tempat kita berpijak telah teradi banyak orang membunuh, pertempuran dan pertumpahan darah.
Tak sedikit pertempuran dilakukan demi mempertaruhkan kekuasaan suatu wilayah dan tentunya pertempuran itu dilakukan dalam jumlah tentara yang tidak sedikit. Namun apakah pernah mengira bahwa satu orang atau individu, bisa membantai manusia dalam jumlah ratusan? Bahkan tujuannya adalah untuk kepentingan diri sendiri yang bahkan dapat dikatakan tidak masuk akal. Di antara manusia ini tidak sedikit yang menganggap diri mereka adalah titisan Tuhan. Mereka memiliki sebuah cultus atau semacam agama tidak resmi yang menjadikan mereka sebagai Guru/orang suci. Terdengar gila namun inilah dunia, dunia memang dipenuhi boneka yang bertindak diluar nalar sang dalang. Dan, berikut lima orang yang pernah menjadi pemimpin kultus. 1. Swami Premananda. Prem Kumar Somasundaram, atau lebih dikenal sebagai Swami Premananda, sorang guru spiritual di India yang berasal dari Sri Lanka.
Ia memiliki Ashram atau tempat orang suci melakukan petapaan yang juga dijadikan sebagai rumah bagi paengungsi perang saudara di Sri Lanka. Di tempat itu terdapat sangat banyak anak yatim piatu yang ikut tinggal namun, parahnya mereka menjadi korban pelecehan yang dilakukan oleh sang guru. Beberapa anak yang berhasil kabur melaporkan perbuatan keji sang guru, mereka diperkosa dan diancam akan dibunuh bila melapor. Bahkan ancaman itu sudah dilakukan kepada beberapa orang yang mencoba kabur dan melaporkan perbuatannya. Swami Premananda memang sudah meninggal sejak tahun 2011 di Penjara, namun anehnya masih banyak orang yang mempercayai ajarannya. 2. Yahweh Ben Yahweh. Merupakan pemimpin sebuah cultus black-supermacist, “Nation of Yahweh” di Amerika. Ia menganggap dirinya sebagai mesias yang dijanjikan dan menyebarkan sebuah ajaran yang menyatakan bahwa Tuhan (dalam hal ini adalah Yesus), merupakan orang berkulit hitam begitu pula dengan para nabinya. Menurutnya orang-orang kulit putih merupakan orang yang menggiring opini publik dan mendoktrin publik sehingga membuat yakin bahwa Tuhan berkulit putih. Dan untuk para pengikut yang menginginkan tingkat pemujaan tertinggi mereka diwajibkan untuk membunuh orang berkulit puth. Bahkan ia juga membunuh seseorang berkulit hitam yang membangkang dari ajarannya. 3. Shoko Asahara. Shoko Asahara merupakan pemimpin kultus Aum Shinrikyo yang menciptakan sejarah kelam setelah perang dunia ke-2 di, Tokyo, Jepang. Para pengikut dari sekte ini pernah mencoba melakukan pembunuhan dengan cara menyebarkan racun di kereta bawah tanah saat memasuki jam sibuk. Akibatnya 28 orang meninggal dunia dan melukai 1600 lainnya. Pada tahun 1995 Akhirnya Ashara dengan beberapa pengikutnya berhasil ditangkap dan dijatuhi hukuman mati pada tahun 2004. 4. Jim Jones. Salah satu pemimpin kultus berdarah, ia mendirikan sebuah kultus yang bernama, “The People’s of Temple”. Menjalankan kultus ini pada akhir 1950 ia memulai kultusnya sebagai gereja karismatik dengan mewartakan faham Sosialisme Apostolik. Sebenarnya ia adalah seorang pendukung untuk integrasi hak-hak asasi manusia pada 1960-an. Namun, memang sempat pula ia mengabarkan bahwa dirinya hanyalah orang ateis yang memanfaatkan agama untuk menyebarkan marxis. Namun ia pernah menyatakan pada pengikutnya bahwa dirinyalah yang patut untuk disembah dan dianggap sebagai juru selamat, bukan Tuhan. Ia memang sempat mendapat pujuan besar dari para bintang politisi kiri, namun setelah kebusukannya terkuak ia mulai menarik masanya untuk pindah kesebuah kota yang bernama Jonestown. Dan ia mulai menghasut para pengikutnya untuk melakukan bunuh diri revolusioner agar membuat orang Amerika membunuh para pengikutnya dan mengambil anak-anak kecil guna dicuci otaknya. Dan para pengikutnya pun meminum anggur yang sudah dicampur dengan sianida, sebagian ada yang harus dipaksa. Akibatnya 909 orang mati dan 304nya adalah anak-anak. 5. Credonia Mwerinde. Merupakan seorang Pekerja Seks Komersial (PSK) dari Uganda yanng mendirikan sebuah kultus bernama  the Movement for the Restoration of the Ten Commandments of God (pergerakan pemulihan 10 perintah Allah). Dia mengatakan bahwa Maria telah menampakan diri kepadanya dan menemukan kultusnya. Kultus ini telah memiliki kurang lebih 5.000 orang sebagai pengikut. Segala harta benda dan kekayaan yang dimiliki harus diberikan kepada sekte dan bagi mereka yang memprotes harta dan ladangnya akan dibakar habis bahkan tak sedikit yang mati. Credonia pernah mengundang 738 pembangkang yang merasa tidak puas dengan ajarannya kedalam sebuah gereja, lalu membakar habis gereja tersebut. Dalam sebuah investigasi yang dilakukan oleh polisi setempat ternyata banyak juga ditemukan bangkai akibat mati tertusuk dan dicekik. Sekalipun sekte ini sudah mati namun Credonia Mwerinde berhasil menghilang dan masih belum ditemukan. 6. Hong Xiuquan. Dialah pemimipin kultus sejati, sekaligus menjadi yang paling berdarah dalam sejarah dunia. Hong merupakan guru sekolah Cina di abad 19. Kegagalannya dalam mendaftar di birokrasi pemerintahan membuat syaraf diotaknya sedikit terganggu. Ia mengatakan ia mendapat penglelihatan yang menyatakan bahwa dia adalah saudara Yesus Kristus. Dia berkotbah keseluruh penjuru Cina dan mengatakan ia memiliki misi untuk memulihkan keadaan Cina. Ia menghancurkan kuil-kuil Konghucu dengan para pengikutnya menggunakan sebuah pedang kusus yang disebut, “ Demon Slyaer Sword”. Sekalipun pemerintah sekitar telah memperingatinya, ia malah  mengumpulkan 30.000 pengikut untuk memenggal kepala gubernur kekaisaran setempat. Hong melarang poligami untuk para pengikutnya, hanya ia dan para letnan yang diperbolehkan melakukan poligami. Terhitung sudah ada 20.000 orang yang mati dan tersiksa karena kepintaran Hong, mulai dari kelaparan dan para korban untuk menjatuhkan pemerintahan lainnya, bahkan para penganut Konghucu sendiri.