Suasana Pandemi Covid-19 tidak menyurutkan semangat Mahasiswa dan Mahasiswi cantik Jurusan Teknik Kimia dan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Lhokseumawe untuk terus berkarya.
Inovasi terbaru bidang Energi Terbarukan berhasil mereka uji coba, di antaranya pengolahan Bio Diesel berbahan baku Wolffia, jenis tumbuhan terkecil di dunia yang tumbuh liar di atas permukaan air tawar.Bahkan menjadi temuan pertama dan belum pernah diujicoba oleh Negara manapun."Meskipun temuan energi terbarukan tersebut saat ini masih berskala Laboratorium, setidaknya bisa dijadikan sebagai ide untuk menciptakan cadangan energi alternatif di masa depan berbahan baku non migas bumi serta efisien dan ekonomis," ucap Ir. Sariyusda, MT, Wadir III Bidang Perencanaan, Kerja Sama, dan Sistem Informasi, Politeknik (Poltek) Negeri Lhokseumawe, Sabtu (28/08/2021).Seperti pantauan RRI, Wadir III Poltek Lhokseumawe itu juga menunjukkan beberapa bagian ruang Laboratorium Teknik Kimia dan Teknik Elektro tempat karya anak negeri ini berawal.Dimana ide dan pengembangannya berhasil dituangkan melalui praktikum tugas akhir kuliah hingga bermuara pada kesuksesan hasil uji coba.Laboratorium (Lab) Teknik Kimia Program Studi (Prodi) Rekayasa Kimia Industri adalah saksi bisu keberhasilan uji coba Bio Diesel dari Wolffia pertama di dunia tersebut, walaupun memang baru sebatas hasil laboratorium saja. Hebatnya lagi, Inovasi Energi terbarukan itu dikerjakan 3 (tiga) Srikandi mahasiswi Prodi Teknik Rekayasa Kimia Industri, masing - masing Cut Rizkinah Clauziah (Lhokseumawe), Nyak Ti Shalihah (Lhokseumawe) dan Rahmi Apriliani (Kuala Simpang)."Ini dia proses pengolahan Wolffia menjadi Bio Diesel pertama didunia dan dari tumbuhan terkecil didunia. Bahan bakunya gampang sekali, tumbuh liar diatas permukaan air baik didanau maupun genangan air lainnya," ujar Dosen Pembimbing, Dr. Ir. Saifuddin, MT, seraya memperlihatkan proses pengolahan Wolffia menjadi Bio Diesel.Selama ini, kata dia, mahasiswa dan mahasiswi jurusan Kimia juga sudah sukses memproduksi Bio Diesel dan Minyak Goreng berbahan Biji Kelapa Sawit atau Crude Palm Oil (CPO) berskala Industri.Seperti yang diproduksi juga oleh kampus ITB Bandung, dan kampus UGM Yogyakarta."Namun untuk Bio Diesel dari bahan baku Wolffia baru kampus Poltek Lhokseumawe yang pertama. Rencananya nanti akan saya masukkan dalam laporan jurnal karya ilmiah untuk dipatenkan," tegas Saifuddin.Proses PengolahanProses pengolahan tanaman Wolffia membutuhkan beberapa tahapan, mulai dari pengeringan lalu diperas hingga mengeluarkan lemak berminyak.Selanjutnya, minyak Wolffia dipanaskan dalam Suhu Temperatur antara 60 hingga 65 Derajat Celsius serta putaran 100 rpm menggunakan alat khusus bernama Prototipe dengan metode Transesterifikasi In Situ, Washing (Pencucian) dan Vakum untuk pengadukan selama lebih kurang satu jam."Setelah itu kita diamkan untuk pendinginan juga selama satu jam. Supaya terjadi pengendapan, kemudian nanti akan terpisah antara minyak dengan Bio Diesel," terang Cut Rizkinah Clauziah didampingi Rahmi Apriliani dan Nyak Ti Shalihah kepada RRI.Transesterifikasi itu maksudnya, proses kimia yang mereaksikan Trigliserida (komponen penyusun minyak nabati) dengan Alkohol."Di sini memakai campuran Kimia Metanol sehingga menghasilkan produk utamanya itu berupa Metil Ester (Biodiesel) dan Produk sampingnya itu Gliserol," tambah Rahmi Apriliani.
"Literasinya kami pelajari dari berbagai sumber di dunia, namun belum pernah dilakukan uji coba sehingga kami mencobanya sekarang," imbuhnya.Memang tidak mudah untuk melahirkan sebuah karya inovasi bidang Energi terbarukan sebagai bakal cadangan energi di masa depan.Diperlukan proses yang panjang untuk menjadi karya berskala Industri.Semisal pengolahan Wolffia menjadi Bio Diesel ini dibutuhkan banyak bahan baku hingga campuran pelarut seperti Metoxid dan Metanol serta K.O.H.K.O.H sendiri adalah zat yang mempercepat terbentuknya reaksi."Waktu pembentukan Bio Diesel itu dipengaruhi Katalis, dan yang perlu diingat, pembuatan Bio Diesel itu menggunakan pelarut Metanol," tutup Rahmi.
Baca Juga :