Pandemi Covid-19 yang berlangsung hampir 2 tahun ini telah banyak mengubah aspek kehidupan sosial industri dan bisnis yang semua berubah secara dinamis. Sementara di sisi lain masyarakat dituntut tetap optimis untuk menyongsong masa depan.
Hal ini memperkuat keyakinan tentang pentingnya penyelenggaraan seminar yang memang diperlukan untuk memperoleh perspektif psikologi yang tepat. Yakni agar kita mampu melakukan itu.Hal itu terungkap dalam webinar yang diselenggarakan oleh Himpunan Psikolog Indonesia Wilayah DKI Jakarta (HIMPSI Jaya), Sabtu (21/8/2021).Webinar sendiri bertema "Ketangguhan Mental Masyarakat Indonesia, Perspektif Psikologis dalam Transformasi Sosial dan Industri Menyongsong Indonesia Tumbuh".Salah satu narasumber DR. Mirra Noor Milla, Dosen Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, yang juga Ketua Ikatan Psikologi Sosial memaparkan terkait penyeragaman.Menurutnya, dalam keberagaman dalam suatu organisasi harus mengetahui teknik dengan istilah Organizational Culture."Nah itu teknik yang kurang lebih sama artinya ada sistematis ada planning masukkanlah ke pada sistem begitu. Dan orang yang gak bisa diatur coba lihat praktisi yang terjadi pada organisasi dengan budaya organisasi," ujarnya.[caption id="attachment_488550" align="aligncenter" width="900"] DR. Mirra Noor Milla, Dosen Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, yang juga Ketua Ikatan Psikologi Sosial[/caption]Sementara itu, narasumber lainnya, Prof. DR. phil. Hana Panggabean, Psikolog, menyoroti soal transformasi dunia kerja dan adaptasi menuju kerja produktif. Serta sejahtera di era pandemi Covid-19.Menurutnya, saat ini apa yang dirasakan oleh para pekerja nyaris semuanya sama. Baik yang Work From Home (WFH) maupun yang bekerja di kantor.Sejak era pandemi merebak, banyak perubahan yang terjadi dalam kebiasaan baru dalam bekerja, yaitu mulai dengan sistem digital."Mereka yang siap bermigrasi ke platform digital dengan cepat itu akan bagus dan sekarang itu nggak kerja di sekolah-sekolah bisnis. Itu mereka kemudian melakukan atau membuka online learning dan program program sertifikasi," ujarnya.[caption id="attachment_488551" align="aligncenter" width="900"]
Prof. DR. phil. Hana Panggabean, Psikolog[/caption]Meski demikian tetap harus dirawat hubungan sosial bermakna dan merasa keterhubungan yang dapat membantu menjaga kesehatan yang disebut sekat pembatasan untuk berhubungan dengan orang lain.Hal itu dapat menciptakan kesepian dan beberapa gejala selain untuk menghindari perasaan kesepian yang diperlukan solidaritas sosial, dukungan yang diberikan secara tidak langsung dapat membuat kita merasa terhubung dan memiliki rasa senasib dengan individu lain atau kelompok lain.Solidaritas sosial juga dapat dilakukan dengan melakukan praktek berperilaku baik atau berbuat baik seperti misalnya membuka warung makan gratis dan sebagainya.Solidaritas sosial ini dapat mengurangi ketegangan selama masa pandemi untuk mengoptimalkan prosesnya diperlukan peran institusi dalam melakukan monitoring dan sanksi perilaku agar dapat memberikan dampak kolektif yang lebih besar dan berjangka panjang di tingkat individu.Penting meningkatkan interpersonal skill dan perspektif atau berpandangan luas dan terbuka adalah suatu kenyataan bahwa menyebabkan bidang industri usaha dan bisnis mengalami kerugian yang harus dilakukan kebijakan perubahan dunia bisnis.Hal ini membuat karyawan merasa tidak nyaman dengan pekerjaannya saat ini, mereka memiliki kekhawatiran dalam suatu waktu mereka dapat kehilangan pekerjaan atau bagi pelaku bisnis mengalami kebangkrutan.Sementara bagi yang masih memiliki pekerjaan sebagian besar bekerja dari rumah di rumah pun bukan berarti kondisi kerja menjadi baik-baik saja beberapa beberapa merasakan waktu kerja lebih lama jam kerjanya.
Baca Juga :