Tak Ada Fasilitas Kesehatan Warga Gotong Ibu Hamil Puluhan Kilo Ke Puskesmas

Yuli terpaksa digotong dengan bambu ke Puskesmas Kota Kecamatan (antv Christ Belseran)
Yuli terpaksa digotong dengan bambu ke Puskesmas Kota Kecamatan (antv Christ Belseran) (Foto : )
Minimnya fasilitas kesehatan  dan buruknya kondisi jalan membuat warga kesulitan mendapatkan pelayanan kesehatan yang layak.
Yuli, wanita hamil yang hendak melahirkan terpaksa digotong kerabatnya sejauh 37 kilometer menuju puskesmas pusat kecamatan, Kamis (19/8/2021) lalu.Peristiwa memprihatinkan ini  terjadi di Pedalaman Pulau Seram, Provinsi Maluku. Tepatnya di salah satu Negeri (Desa) Huku Kecil, Kecamatan Elpaputih, Kabupaten Seram Bagian Barat, Provinsi Maluku.Minimnya fasilitas kesehatan di deesanya memaksa Yuli  untuk datang ke puskesmas pusat  di kecamatan untuk mendapatkan pelayanan medis. Selain fasilitas kesehatan,  jalan raya menuju kecamatan juga tidak ada.Kondisi ini telah terjadi puluhan tahun lamanya di desa-desa yang berada di pedalaman seram bagian barat.Dalam perjalanan menuju puskesmas , beberapa kali ibu hamil ini terpaksa diistirahatkan oleh kerabatnya karena mengerang kesakitaan saat perjalanan.[caption id="attachment_488522" align="alignnone" width="900"] Yuli tengah mendapatkan pertolongan darurat (antv Christ Belseran) Yuli tengah mendapatkan pertolongan darurat (antv Christ Belseran)[/caption]Kepada media ini, Angki seorang kerabat Yuli mengatakan kondisi jalan yang tidak baik membuat Ibu hamil itu beberapa kali lemas.Yuli, jelas Angki,  merupakan pasien hamil yang menunggu masa kelahiran. Ia terpaksa dievakuasi warga karena sejak beberapa hari terakhir terus mengerang kesakitan di rumahnya.“Karena tak ada fasilitas dan tenaga medis di kampung kami selama puluhan tahun ini maka kami selaku keluarganya terpaksa menandu yuli untuk mendapatkan pelayanan medis di puskesmas elpaputih ibukota kecamatan,” jelas Angki.Menurut Angki, Yuli  hanya bisa tertidur di dalam sarung kain yang tergantung diantara kayu yang membentang. Kayu tersebut digotong oleh beberapa warga secara bergantian.Ironisnya jalan yang ditempuh sangat memprihatinkan karena belum ada pembangunan selama puluhan tahun.“Demi untuk menyelamatkan ibu dan bayi tersebut, maka kami terpaksa menyusuri jalan rusak dan terjal maupun sungai. Total jauhnya ada tiga puluh tujuh kilometer,”ujarnyaAngki juga mengatakan beberapa kali mereka melewati sungai dengan air yang deras menggunakan alat penyeberangan rakit.Yuli bersama kerabatnya menurut Angki baru bisa melewati jalan terjal setelah mendekati ruas jalan utama lintas pulau seram. Setelah itu ada  mobil puskesmas sama mobil pak camat  yang menunggu di batas jalan yang longsor,”ujarnyaMeski bersusah payah dan penuh perjuangan, Yuli akhirnya bisa mendapatkan pelayanan medis dari petugas medis di puskesmas setempat.Atas peristiwa tersebut, warga pedalaman pulau seram ini menyesalkan tidak adanya perhatian selama puluhan tahun dari pemerintah terhadap nasib warga di pelosok pegunungan seram barat.“Kami ini terus terisolasi dari karena tidak adanya pembangunan,” sesal Ankgi. 
Christ Belseran /Ogen Pesireron  |Kabupaten Seram Bagian Barat