Sedangkan Twitter menyatakan, pihaknya berhubungan dengan mitra masyarakat sipil untuk membantu kelompok-kelompok di Afghanistan.
Twitter juga bekerja sama dengan Arsip Internet untuk mempercepat permintaan menghapus kicauan yang diarsipkan.
Pihak Twitter memastikan, jika individu tidak dapat mengakses akun yang berisi informasi yang dapat membahayakan mereka, seperti pesan langsung atau daftar followers,
Twitter dapat menangguhkan sementara akun tersebut sampai pemiliknya bisa mendapatkan kembali akses akun dan dapat menghapus konten mereka.
Selain itu, Twitter juga mengatakan bahwa mereka secara proaktif memantau akun yang berafiliasi dengan organisasi pemerintah dan mungkin menangguhkan sementara akun-akun itu sambil menunggu informasi tambahan untuk mengonfirmasi identitas mereka.
Sementara, pihak LinkedIn mengatakan, mereka telah menyembunyikan sementara koneksi penggunanya di Afghanistan sehingga pengguna lain tidak dapat melihatnya.
Facebook sendiri mengidentifikasi Taliban sebagai kelompok teroris dan melarangnya dari platform media sosial terbesar di dunia itu.