Presiden Joko Widodo (Jokwi) di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, hari ini, bertemu dengan perwakilan pekerja PT. Pertamina yang bekerja di Blok Rokan.
Pada pertemuan dengan pegawai PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) itu, Presiden memberi arahan kepada seluruh yang hadir. Pesan pentingnya adalah supaya Blok Rokan yang kini dikelola Pertamina lewat anak usahanya, tetap memastikan produksi terjaga dan kalau bisa lebih ditingkatkan.Hadir dalam pertemuan tersebut, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dan Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati."Dalam pertemuan tadi kami mendapat arahan dan harapan dari Pak Presiden bahwa kami semuanya menjaga dan memastikan produksi bisa ditingkatkan untuk ke depannya untuk Blok Rokan," kata Principal Expert Upstream PT. PHR, Budianto Renyut, Kamis (12/8/2021).Budianto menjelaskan kepada Presiden Jokowi, terkait proses transisi dari PT Chevron Pasific Indonesia (CPI) ke Pertamina. Apalagi, hampir mayoritas pegawai CPI juga ikut memilih bergabung ke Pertamina. Menurutnya, semua pegawai asal Chevron diterima dengan baik."Saya dan teman-teman pertama-tama sangat yakin dan bertekad untuk sama-sama terus menjaga dan meningkatkan tingkat produksi," tutur Budianto."Harapan kami ke depan, kawan-kawan pun mendapat kesempatan lebih besar karena bergabung dengan perusahaan yang sangat besar, dalam hal ini Pertamina dan BUMN," sambungnya, seperti dikutip dari viva.co.id.Sementara, Senior Manager Well Development PT PHR Lysa Aryanti, menjelaskan proses peralihan dari CPI ke PHR dilakukan secara intens dalam setahun terakhir.Proses yang baik dan mulus itu pula ditunjukkan ketika hari pertama alih kelola atau tepatnya 9 Agustus lalu pukul 00.00, kerja untuk pengeboran masih berlangsung."Itu proses yang seamless sekali, tidak harus berhenti dulu dan mulai lagi. Benar-benar pada 8 Agustus pukul 23.59 WIB ke 9 Agustus pukul 00.00 semuanya bekerja seperti sebelumnya," ungkap Lysa.Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif mengatakan alih kelola Blok Rokan PT Pertamina Hulu Rokan (PHR), bisa mendorong tercapainya target produksi minyak mentah 1 juta barel per hari (BOPD) pada 2030.Arifin meminta PHR bekerja lebih keras lagi. PHR pula diminta mengajukan usulan produksi yang lebih agresif di tahun ini dan tahun-tahun mendatang."Mengingat Rokan merupakan salah satu wilayah kerja (WK) terbesar di Indonesia yang bernilai strategis dalam memenuhi target produksi minyak satu juta BOPD dan gas 12 BSCFD pada 2030," ujar Arifin dalam keterangan resmi, Senin (9/8/2021).
Baca Juga :