"Kami rutin melakukan pertemuan setiap hari pukul 20.00 waktu setempat. Selain menjaga kekompakan dalam bingkai Merah Putih, kami juga menganalisasi hasil latihan yang dilakukan atlet," ungkap mantan Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) ini.
"Soal makanan tidak lagi jadi pembahasan karena makanan yang disediakan panitia cukup bervariasi. Begitu juga soal jadwal latihan yang pembagian waktunya sangat rapi dengan negara lain.”
Ketika ditanyakan apakah bisnisnya tidak terganggu dengan menjabat sebagai CdM Kontingen Indonesia? Rosan mengaku mendapat support penuh dari keluarga. “Alhamdulilah pekerjaan juga berjalan baik walaupun di tengah tantangan pandemi."
Pria kelahiran Jakarta, 1 Desember 1968 ini mengaku ditawari Ketua NOC Indonesia, Raja Sapta Oktohari menjadi CdM dengan alasan federasi yang dipimpinnya yakni PB PABSI rutin menyumbangkan medali di Olimpiade.
"Saya bersedia menjadi CdM karena ingin berkontribusi secara nyata terhadap olahraga Indonesia dan demi kemajuan serta kebanggaan kita semua," ujarnya,
Apa yang diungkapkan Okto, panggilan akrab Raja Sapta Oktohari memang cukup beralasan. Pada era kepemimpinan Rosan, cabang olahraga angkat besi menyumbangkan dua medali perak melalui Eko Yuli Irawan dan Sri Wahyuni di Olimpiade 2016 Rio de Janeiro.
Rosan P Roeslani terpilih menjadi Ketua Umum Pengurus Besar Angkat Besi, Berat, dan Binaraga Seluruh Indonesia (PB PABBSI) periode 2015-2020. Kini, dia terpilih kembali menjadi Ketua Umum Pengurus Besar Perkumpulan Angkat Besi Seluruh Indonesia (PB PABSI) setelah adanya pemisahan organisasi internasional angkat besi, binaraga dan angkat berat.