Menurutnya, Rusia akan memproduksi 300 pesawat ini selama 15 tahun begitu produksi massal dimulai.
Dikatakan, pesawat ini memiliki berbagai keunggulan dibanding pesawat sejenis, yaitu sulit dideteksi radar, radius tempur mencapai 1.500 kilometer dan dapat mendarat serta mengudara di landasan pendek.
Selain itu, lebih dari tujuh ton bom dan rudal dapat digotong pesawat ini. Serta yang tak kalah pentingnya biaya operasionalnya yang rendah.
"Tujuan kami adalah membuat biaya per jam terbang pesawat serendah mungkin. Membuatnya ekonomis, tidak hanya saat dibeli, tapi juga ketika dioperasikan," kata Slyusar.
Sedangkan Sergei Chemezov memberi bocoran soal harga pesawat. Menurutnya, pesawat ini dilego sekira 25-30 juta dollar AS per unit.
Belum disebutkan negara mana saja yang sudah tertarik memesannya dan apakah Indonesia juga mendapat tawaran untuk membeli pesawat ini.
Yang jelas, kata Sergei, Moskow berharap adanya pesanan dari negara-negara di Timur Tengah, Asia Pasifik, dan Amerika Latin, terutama yang sudah menggunakan pesawat tempur buatan Rusia.