Ahli: Isolasi Mandiri Baiknya Dibarengi dengan Isolasi Diri dari Medsos

Ahli: Isolasi Mandiri Baiknya Dibarengi dengan Isolasi Diri dari Medsos (Foto krisse7enteen.blogspot.com)
Ahli: Isolasi Mandiri Baiknya Dibarengi dengan Isolasi Diri dari Medsos (Foto krisse7enteen.blogspot.com) (Foto : )
Isolasi mandiri yang dilakukan oleh orang dengan hasil positif Covid-19 baiknya dibarengi juga dengan isolasi diri dari media sosial.
Hal itu disampaikan oleh Ahli Gizi Masyarakat dari FKUI dokter Tan Shot Yen yang juga aktif mengedukasi masyarakat terkait pandemi Covid-19.“Kalau bisa selain isolasi mandiri secara fisik. Ada baiknya orang yang menjalani isolasi mandiri itu juga mengisolasi dirinya dari media sosial,” kata dokter Tan Shot Yen, Kamis (1/7/2021), seperti dikutip dari Antara.Tan menyarankan hal itu agar pasien Covid-19 yang menjalankan isolasi mandiri tidak terpapar terlalu banyak informasi mengenai penyakit. Terutama yang berasal dari virus SARS-CoV-2 itu.Terkadang informasi yang beredar di media sosial terkait penanganan Covid-19 justru banyak yang tidak tepat dan bahkan bohong. Sehingga tentu informasi itu membawa kesalahpahaman dan menurunkan imun tubuh.Oleh karena itu, pasien Covid-19 yang ingin memahami penanganan Covid-19. Terutama saat menjalankan perawatan pribadi di rumah sendiri, disarankan hanya menggunakan gawainya untuk menghubungi tenaga medis. Atau dokter yang bisa dipercaya.Misalnya dokter dari Puskesmas terdekat atau dokter yang melakukan praktek telemedisin. Baik lewat aplikasi seperti Halodoc, Alodokter, Good Doctor, SehatQ. Maupun bisa juga dari layanan telemedisin rumah sakit terdekat.Hal itu menjaga agar pemberian vitamin atau pun obat yang dikonsumsi pasien isolasi mandiri bisa tepat sasaran. Juga tidak terjadi kelangkaan stok pada beberapa jenis obat yang kerap direkomendasikan di media sosial.“Dengan begitu juga kita bisa menjaga kondisi stok obat atau pun vitamin. Sehingga tidak terjadi kelangkaan seperti yang terjadi beberapa kali ini,” kata dokter Tan.Di samping itu, komunikasi dengan dokter juga membantu pasien jika sewaktu-waktu kondisi gejala yang dialami semakin memburuk. Serta harus dilakukan penanangan lebih lanjut.Misalnya seperti sesak nafas atau pada saat melakukan pengukuran kadar oksigen dalam darah ditemukan hasil di bawah 95 persen.