Sebuah video yang memperlihatkan fenomena menyerupai angin puting beliung di langit Pasar Tamanroya, Kec. Tamalatea, Kab. Jeneponto, beredar viral di media sosial.
Dalam video terlihat gumpalan awan hitam kemudian awan putih mengular. Berputar-putar di atas langit, belum sampai ke tanah.Peristiwa ini dikirim serorang netizen ke akun instagram @makassar_iinfo, Jumat (25/6/2021).Dalam keterangannya, peristiwa tersebut terjadi sore ini. Belum diketahui apakah peristiwa ini menimbulkan kerusakan atau tidak.https://www.instagram.com/p/CQiKDqDLMXD/Menanggapi fenomena itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV Makassar angkat bicara.Video viral pusaran angin puting terjadi di perairan Kabupaten Jeneponto Sulawesi Selatan adalah water spout atau belalai air."Jadi perlu diluruskan. Kejadian itu lebih tepatnya disebut dengan water spout. Water Spout merupakan fenomena yang hampir sama dengan puting beliung. Yang membedakan hanya lokasi kejadiannya yaitu di perairan," ujar Forecaster BMKG Makassar, Agusmin saat memberikan keterangan di kantornya, Jumat (25/6/2021).Menurut dia, kejadian itu hampir sama dengan puting beliung, hanya saja kejadian bisa di laut, di danau.Jadi kalau memungkinkan khusus Water Spout itu terbentuknya di perairan. Menjadi pembentuk adalah awan Cb atau cumulonimbus didukung beberapa faktor adanya perbedaan. Seperti tekanan, temperatur suhu dan angin."Water spout biasanya terbentuk karena adanya pertumbuhan awan cumulonimbus di atas perairan. Yakni yang di dukung perbedaan temperatur, tekanan serta angin. Sehingga jika memungkinkan, maka akan terbentuklah pusaran angin seperti di video itu," ujarnya menjelaskan.Namun demikian, tidak selamanya terjadi fenomena tersebut, kecuali tiga unsur tadi dapat memungkinkan terjadinya Water Spout.Peristiwa ini bisa saja terjadi kembali bila faktor pendukungnya memungkinkan. Pada prinsipnya, itu sama dengan angin puting beliung bila terjadi di daratan, bedanya ini di perairan."Tentunya berbahaya. Bila ada kejadian seperti itu sebaiknya dijauhi jangan mendekat apalagi yang beraktivitas di perairan misalnya nelayan dan lainnya. Skalanya mikro, tapi tetap berbahaya," ujarnya, seperti dikutip dari Antara.
Baca Juga :