Kemenkominfo Tegaskan Tidak Terjadi Black Out Total di Papua

Menkominfo Johnny G. Plate tidak terjadi black out total di Papua
Menkominfo Johnny G. Plate tidak terjadi black out total di Papua (Foto : )
Kemenkominfo tegaskan tidak terjadi Black Out total di Papua. Menkominfo Johnny G. Plate ungkap gangguan Telekomunikasi Biak-Jayapura akibat putusnya SKKL hanya berdampak sepertiga dari total traffic.
Gangguan jaringan telekomunikasi akibat putusnya Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) ruas Biak-Jayapura mengakibatkan sebagian wilayah di Propensi Papua mengalami black out. Akibat putusnya kabel laut tersebut berdampak pada total trafik dari normal sistem komunikasi di seluruh Papua sekitar 154 Gbps dari total traffic di Papua sebesar 464 Gbps, atau yang terdampak hanya sepertiga dari total traffic.Dengan demikian gangguan putusnya SKKL itu tidak membuat Papua mengalami total blackout. PT Telkom tengah menangani dan memulihkan jaringan di wilayah terdampak.“Saya perlu tekankan ini karena ada kesan seolah-olah putusnya kabel tersebut mengakibatkan total black out di Papua, tidak betul. Yang betul terdampak pada 154 dari total 464 Gbps,” kata Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. PlateHal ini diungkapkan Johnny dalam Konferensi Pers di Ruang Media Center Kantor Kementerian Kominfo, Senin, Jakarta (07/06/2021). Dalam konferensi perss tersebut, Menteri Johnny didampingi Direktur Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika Ahmad Ramli.Menurut Menkominfo area atau daerah yang terdampak gangguan di Papua berada pada 4 titik yaitu Kota Jayapura, Abepura, Sentani, dan Sarmi saja. Jadi black out bukan terjadi di seluruh Papua. Menkominfo menjelaskan telah terjadi gangguan telekomunikasi di wilayah Timur akibat putusnya kabel laut ruas Biak-Jayapura pada Jumat, 30 April 2021 pukul 19.40 WIB atau pukul 21.40 WIT.Putusnya SKKL tersebut terjadi pada posisi 280 kilometer dari kota Biak dengan kedalaman 4.050 meter di bawah permukaan laut (Mdpl). Berdasarkan hasil pengamatan, terjadinya gangguan infrastruktur telekomunikasi tersebut disebabkan karena faktor alam.Menkominfo menyatakan, putusnya SKKL di wilayah yang sama sebelumnya telah lima kali terjadi. Berdasarkan hasil evaluasi, faktor utama adalah faktor alam, seperti gempa bumi di dasar laut.“Ini bukan baru pertama kali terjadi putusnya kabel optik bawah laut di wilayah tersebut. Empat kejadian sebelumnya diakibatkan oleh faktor alam, dan satu akibat dari alat bantu penangkapan ikan. Sehingga, dapat kami simpulkan sementara sebelum nanti keputusan atau evaluasi akhir disampaikan kepada media, yaitu potensi diakibatkan oleh faktor alam,” tutur Johnny.[caption id="attachment_469778" align="alignnone" width="900"] Menurut Menkominfo area atau daerah yang terdampak gangguan di Papua berada pada 4 titik yaitu Kota Jayapura, Abepura, Sentani, dan Sarmi saja Menurut Menkominfo area atau daerah yang terdampak gangguan di Papua berada pada 4 titik yaitu Kota Jayapura, Abepura, Sentani, dan Sarmi saja. Jadi black out bukan terjadi di seluruh Papua. (Foto : Kemenkominfo)[/caption]
Penanggulangan Gangguan Secepatnya Untuk PON Papua 2021 Guna mengatasi dan menanggulangi kejadian tersebut, Menteri Johnny menegaskan Kementerian Kominfo telah melakukan koordinasi secara terus menerus dengan PT Telkom dalam upaya penanganan dan pemulihan jaringan di wilayah terdampak.“Berdasarkan informasi yang kami peroleh, kapasitas backup yang tersedia seluruhnya sebesar 4,7 Gbps. Sekali lagi, yang terdampak 154 kapasitas backup seluruhnya 4,7 Gbps,” tandasnya.Adapun kapasitas 4,7 Gbps itu ditunjang dari pemanfaatan link satelit sebesar 2.662 Mbps, radio long haul Palapa Ring Timur 500 Mbps atau setengah Gbps, dan radio long haul Sarmi-Biak 1,6 Mbps atau 1,6 Gbps. Sedangkan untuk mengamankan kualitas link pada saat proses penyambungan, PT Telkom juga menyediakan backup link, khususnya untuk wilayah Manokwari dan Biak sebesar 40 Gbps melalui Palapa Ring Timur.Dengan demikian, gangguan akibat terputusnya fiber optik SKKL sebesar 154 Gbps dan tersedia hanya 4,7 standby atau backup kapasitas. Sehingga belum memungkinkan pemulihan menyeluruh layanan telekomunikasi di wilayah 4 titik tersebut tekanannya di dasar laut.Untuk menanggulangi dan mengatasi gangguan telekomunikasi di kawasan itu, membutuhkan peralatan khusus yaitu penggelaran kabel melalui kapal.“Sementara Indonesia hanya memiliki 4 kapal yang memungkinkan mampu melakukan penggelaran kabel bawah laut. Dua diantaranya tidak berfungsi, satu sedang melakukan overhaul dan maintenance, dan hanya tersisa satu kapal, dan saat ini satu kapal itulah yang digunakan oleh PT. Telkom untuk menggelar, mengangkat kabel yang terputus, dan menyambung kabelnya, dilakukan di wilayah timur ke arah barat,” tutur Johnny.Menkominfo berharap pemulihan layanan atau selesainya penyambungan kabel bawah laut itu dapat dilakukan secepatnya. Meskipun pada awal bulan Mei 2021 lalu, Kementerian Kominfo telah menyampaikan perkiraan sekitar minggu pertama bulan Mei.“Semalam saya dapat kabar dari PT. Telkom yang mengatakan bahwa, seharusnya semalam sudah bisa diselesaikan. Namun, lagi-lagi terjadi cuaca buruk di laut sekitar wilayah terputusnya kabel. Sehingga, operasi pemulihannya masih membutuhkan waktu,” jelasnya.Oleh karena itu, Menteri Johnny berharap PT Telkom dapat menyelesaikan persoalan tersebut paling lambat dalam kurun waktu satu minggu kedepan. Setidaknya di bulan ini pemulihan operasi ke kapasitas semula bisa dilakukan.Target penyelesaian secara keseluruhan berakhir di bulan Juni 2021. Dengan demikian, pemulihan seluruh kabel lautnya bisa selesai sekaligus bisa diketahui langsung penyebabnya.  PT. Telkom Indonesia sebetulnya telah menyiapkan rute-rute backup. Namun, akibat kondisi alam, permasalahan yang sama kembali terjadi.“Kalau dilihat gambar ini di peta, maka di wilayah itu sudah beberapa kali terjadi kabel terputus, disambung kembali putus lagi, disambung kembali putus lagi,” ungkap Johnny.Sebagai langkah mitigasi, PT Telkom telah menyiapkan rute di wilayah utara, yaitu dari Biak sampai sekitar Sorong sepanjang lebih dari 1.100 kilo meter kabel atau 1.141 km panjang kabel bawah laut. Rute itu telah dimulai pembangunannya sejak tahun 2020, dan diharapkan selesai pada kuartal pertama tahun 2022.“Jadi nanti di Papua ada 3 rute mencakup rute selatan, rute tengah dan rute utara. Sehingga ada transmisi data dari wilayah barat ke Papua dan dari Papua ke wilayah barat Indonesia,” jelasnya.Pemulihan kabel laut tersebut di wilayah timur guna memberikan dukungan telekomunikasi pada saat penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) sehingga tetap dapat dilakukan dengan baik. Proses pemulihannya sudah selesai dan akan ada koordinasi lintas operator seluler dengan kementerian Kominfo dalam rangka memberikan dukungan tersedianya bandwidth yang cukup untuk penyelenggaraan PON di Papua 2021.“Kami harapkan agar penggelaran fiber optik ini bisa selesai sehingga dukungan untuk transmisi data ke dan dari Papua bisa berlangsung dengan baik. Di saat yang bersamaan, pembangunan the last mile, BTS (Base Transceiver Station) oleh Kominfo di Papua akan dilakukan di tahun 2021 dan 2022 nanti untuk keseluruhan wilayah Papua. Kami berharap, bahwa sekitar 5000 BTS dapat digelar di Papua dan siap untuk melayani masyarakat di akhir tahun 2022 nanti,” tandasnya.[caption id="attachment_469776" align="alignnone" width="900"] Putusnya SKKL terjadi pada posisi 280 kilometer dari kota Biak dengan kedalaman 4.050 meter dpl