Prinsip Moral dan Spirit Transformasi dalam dua Hari Besar Keagamaan. Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate melihat tanggal 13 Mei 2021 sebagai momentum bersejarah dan anugerah persaudaraan di Indonesia.
Pada tanggal tersebut tepatnya Kamis 13 Mei 2021 dua umat beragama Islam dan Kristen merayakan hari besarnya secara bersamaan.Umat Islam merayakan Hari Raya Idul Fitri 1442 H bagi seluruh umat muslim setelah menjalankan ibadah puasa Ramadan sebulan penuh. Sementara umat Kristiani merayakan Kenaikan Tuhan Yesus Kristus, Isa Al-Masih.Menteri Kominfo menyatakan persaudaraan dalam keberagaman antar umat beragama, juga mencerminkan prinsip-prinsip moral dasar kemanusiaan yang dihayati secara universal."Diantaranya, prinsip-prinsip penghormatan terhadap martabat manusia, prinsip-prinsip berpihak pada kaum miskin atau kaum dhuafa (Option for the poor), prinsip solidaritas sebagai komitmen untuk memperjuangkan kebaikan bersama (Bonum Commune), prinsip subsidiaritas yang menjamin sebuah tatanan sosial yang adil dan beradab," kata Menkominfo Johnny G. Plate.Hal ini diungkapkan Johnny G. Plate dalam acara Halal Bihalal Lebaran 1442 H yang diselenggarakan secara virtual oleh Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, dari Jakarta, Jum'at (14/05/2021).Adapun prinsip lainnya adalah kesejahteraan umum sebagai hukum tertinggi (Salus Populi Suprema Lex Esto). Adagium latin ini lebih menakankan kesejahteraan umum bagi masyarakat yang hidup aman dan tertib."Prinsip-prinsip moral dasar kemanusiaan universal tersebut juga sejalan dengan nilai-nilai kebangsaan kita yang terus-menerus diperjuangkan, sejalan dengan sikap dan setiap perkembangan dan perubahan zaman. Di antaranya nilai religiusitas, nilai kemanusiaan yang adil dan beradab, nilai produktivitas untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, nilai keseimbangan antara hak dan kewajiban, saling toleransi dan tolong-menolong, nilai demokrasi dan cinta Tanah Air, serta nilai kesetaraan di hadapan hukum atau Equality Before the Law," tutur Johnny.Menkominfo mengungkapkan kebahagiaannya hidup di bumi pertiwi yang masyarakatnya penuh toleransi, hidup rukun tanpa sekat dalam keberagaman. Karena pada dasarnya agama memang mengajari kedamaian. "Oleh karenanya, kekayaan spiritual yang dimiliki Indonesia inilah yang harus terus disyukuri," tandasnya. Spirit Transformasi Hijrah Umat Islam Menteri Johnny menjelaskan bahwa salah satu peristiwa besar dalam sejarah kaum muslimin adalah peristiwa hijrah. Spirit hijrah saat ini menjadi relevan ketika dunia menghadapi pandemi, dimana hijrah dari ekosistem yang serba fisik ke ekosistem protokol kesehatan yang ketat."Masyarakat juga berubah dari interaksi fisik ke interaksi online atau virtual. Hijrah dalam bentuk meninggalkan kebiasaan lama menuju keadaban baru, agar umat manusia terbebas dari pandemi Covid-19 dan kehidupan sosial-ekonomi kita bisa bangkit kembali," ujarnya.Di sisi lain, disrupsi digital yang menggerus begitu banyak sisi kehidupan memaksa masyarakat untuk hijrah dalam bentuk transformasi digital. Tujuannya untuk terus membangun negeri sebagai bagian dari ibadah bersama."Salah satu makna hijrah dalam konteks masa kini adalah berbenah ke arah yang lebih baik. Tentu hal ini sangat berhubungan dengan kondisi sekarang, di mana kita harus mengubah pola hidup keluarga dan sosial dalam menghadapi pandemi sehingga kita dan seluruh masyarakat aman dari virus Covid-19 ini," ajak Menteri Johnny.Sebagai umat beragama, Menteri Kominfo mengajak masyarakat untuk tetap berpegang teguh pada harapan akan kasih Tuhan Sang Pencipta seperti ungkapan Ubi Caritas, Deus Ibi est. Ungkapan latin itu menurutnya bermakna di mana ada kasih, di situ Tuhan hadir."Akhirnya, di hari penuh kebahagiaan ini, sekali lagi kami menyampaikan ucapan selamat hari raya Idul Fitri 1442 Hijriyah, minal aidzin wal faizin, mohon maaf lahir dan batin," imbuhnya.Acara Halal Bihalal dipimpin langsung oleh Menkopolhukam Mahfud MD. Dihadiri Menkominfo Johnny G. Plate, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Kepala Badan Intelejen Negara Budi Gunawan, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Boy Rafli Amar, Jaksa Agung ST Burhanuddin.Kemudian, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Doni Monardo, Wakil Menteri Pertahanan Muhammad Herindra, Wakil Menteri Luar Negeri Mahendra Siregar, serta beberapa Duta Besar, perwakilan pimpinan Kepolisian RI, TNI dan sejumlah pejabat tinggi negara lainnya.
Baca Juga :