Ditemukam ada varian baru seperti Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Yakni penyebab Coronavirus Disease-2019 (Covid-19) sangat mudah dan sering mutasi.
Mutasi dipercepat bila transmisinya juga mudah dan cepat, sehingga di beberapa negara menjadi gelombang baru pandemi Covid-19."Sampai saat ini sudah ribuan mutasi ditemukan namun yang menjadi perhatian ada empat varian," ujar Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Prof. Dr Cissy Kartasamita, Sp.A (K), M.Sc, Selasa (11/5/2021).Menurut Prof. Cissy, empat varian tersebut adalah B117 yang ditentukan di Inggris, B1351 yang ditemukan di Afrika Selatan, P.1 di (Brazil), dan B 1617-2 di India.Lantas, apakah dengan munculnya varian COVID-19 menghentikan vaksinasi yang telah dilakukan, Prof. Cissy menegaskan, justru harus terus dilakukan vaksinasi bahkan diperluas cakupannya.Karena vaksinasi tetap bermanfaat untuk membentuk kekebalan tubuh menghadapi Covid-19."Justru segera capai cakupan setinggi mungkin persentasenya, bukan menyetop vaksinasi," kata Prof. Cissy.Sebelumnya, Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Prof. Wiku Adisasmito juga memastikan, sebagian besar mutasi virus Corona tidak mengubah efektivitas vaksin Covid-19 secara signifikan. Karenanya, vaksinasi tidak boleh ditunda sekalipun ada kekhawatiran terhadap varian baru virus corona."Sebagian besar mutasi (virus Corona) tidak secara material mengubah virulensi atau kemampuan virus untuk menimbulkan penyakit. Begitu juga (tak mengubah) efektivitas vaksin secara signifikan," ujar Wiku.Dia menjelaskan, mutasi dan varian virus merupakan proses terjadinya kesalahan saat virus memperbanyak diri, sehingga bentuk virus anakan tidak sama dengan virus aslinya atau parental strain. Varian adalah virus yang dihasilkan dari mutasi Corona.Jika varian pun menunjukkan sifat fisik yang baik, jelas maupun samar, dan berbeda dengan virus aslinya, maka varian dinamakan strain."Tujuan virus bermutasi untuk beradaptasi dengan lingkungan. Terkadang virus dapat muncul dan bertahan, tapi juga dapat muncul lalu menghilang. Ini karena tidak mampu menyesuaikan diri di lingkungan," papar Prof. Wiku.
Baca Juga :