Perbedaan Sepak bola Indonesia dan Brazil di mata Hugo Gomes dos Santos. Gelandang asing Madura United Hugo Gomes dos Santos Silva melihat ada perbedaan mendasar antara sepakbola Brasil dan Indonesia.
Permainan sepakbola Brasil dan Indonesia pada penampilan kasat mata hampir terlihat sama yaitu permainan bola bola pendek dari kaki ke kaki. Jarang sekali klub klub di Liga Indonesia menerapkan pola permainan gaya Eropa dengan melakukan umpan umpan panjang jauh ke lini belakang pertahanan lawan.Namun gelandang baru Madura United asal Brazil, Hugo Gomes dos Santos Silva, melihat ada perbedaaan mendasar tentang bagaimana sepak bola dimainkan antara di Indonesia dengan di kampung halamannya, Brasil.Para pemain sepakbola di Indonesia lebih suka membawa bola dan berlari kencang dengan mengandalkan kecepatan untuk meninggalkan lawan dan membobol gawang lawan. Meski mereka kadang kadang memainkan pola satu dua sentuhan dari kaki ke kaki dengan permainan umpan pendek."Sepak bola di Indonesia lebih mengandalkan kecepatan, suka lari, dan lari," kata pemain yang akrab disapa Jaja itu dalam laman resmi Madura United, Kamis, 6 Mei 2021.Hal ini sangat berbeda dengan permainan asli sepakbola Brasil yang lebih mengandalkan umpan dari kaki ke kaki dan pemain bergerak mencari tempak kosong tanpa membuat jarak yang terlalu jauh dari rekannya. Mereka lebih mengandalkan teknik dalam mengolah bola dan memberikan umpan kejutan kepada kawan untuk memperdaya lawan."Kalau di Brazil itu lebih sering mengumpan, tidak lama-lama menguasai bola, lebih ke teknik. Hanya 1-2 pemain yang lama menguasai bola," ujarnya membandingkan.Selain perbedaan di atas lapangan, gelandang yang pernah memperkuat Brazil dalam Piala Dunia U-20 2015 itu mengagumi euforia atmosfer sepak bola Indonesia, terutama cara suporter menghargai para pemain profesional."Senang saya di sini, banyak yang minta foto saat bertemu. Ini wujud penghargaan dan euforia sepak bola di Indonesia sangat luar biasa," pungkas Jaja.Turnamen pramusim Piala Menpora 2021 menjadi penampilan perdana Jaja bukan hanya di Indonesia, tetapi juga di Benua Asia. Namun sayangnya, pemain bernomor punggung 8 itu belum mampu menandai debutnya di Indonesia dengan statistik mentereng.Pemain berusia 25 tahun itu gagal mengantarkan Laskar Sape Kerrab lolos dari fase penyisihan grup dan berakhir menjadi juru kunci Grup C dengan raihan satu kemenangan, satu hasil imbang dan dua kekalahan.
Baca Juga :